Tuesday, September 1, 2015

Surah Al Anbiya Ayat 1 - 24


Pengenalan

Surah Al Anbiya’ mengandungi 112 ayat, semuanya diturunkan di Mekah. Dinamakan Al Anbiya’ kerana di dalamnya tersebut kisah para Nabi di mana ada kalanya diungkapkan dengan kisah yang ringkas dan ada juga yang panjang. Ia menyebutkan tentang usaha, kesabaran dan pengorbanan mereka di jalan Allah demi untuk menyampaikan dakwah yang dapat membahagiakan manusia.

Secara kasar surah ini menerangkan bahawa semua rasul diangkat Allah dari kaum manusia, semuanya membawa risalah tauhid dan kewajipan manusia menyembah Allah. Dijelaskan juga tentang hari kebangkitan dan hari kiamat yang ngeri yang datangnya secara tiba-tba.




Al Anbiya Ayat 1

 Telah hampir datangnya kepada manusia hari perhitungan amalnya sedang mereka dalam kelalaian, tidak hiraukan persediaan baginya.  

Di ayat pertama lagi Allah mengingatkan kepada manusia, bahawa hari kiamat itu telah dekat, tidak lama lagi akan menjelang, manusia nanti akan dihisabkan dan dihitung segala amalan yang dikerjakan semasa hayat mereka di dunia.

Hari kiamat dikatakan dekat kerana tiap-tiap sesautu yang akan datang adalah dekat masanya. Sedangkan mereka masih lagi di dalam kelalaian , tidak bersedia untuk mengingat dan tidak mahu memikirkan akibat amalan yang dikerjakannya, padahal akal sihat dapat menghukumkan bahwa yang baik akan dibalas baik dan yang jahat akan dibalas jahat. Tetapi mereka tetap berpaling, tidak mahu mentaati Tuhan, malahan menderhakai dan menyalahi perintahNya.





Al Anbiya Ayat 2 Hingga 4

21:2 > Tidak datang kepada mereka itu sebarang peringatan yang diturunkan dari Tuhan mereka lepas satu: satu, melainkan mereka memasang telinga mendengarnya sambil mereka mempermain-mainkannya - 

21:3 > Dengan keadaan hati mereka leka daripada memahami dan mengamalkan maksudnya. Dan orang-orang yang zalim itu, berbisik-bisik sesama sendiri dengan berkata: "Bukankah (Muhammad) ini hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu? Maka patutkah kamu turut hadir mendengar sihir yang dibawanya itu sedang kamu nampak dan mengetahui karutnya?"

21:4 > (Bagi menjawab mereka, Nabi Muhammad) berkata: "Tuhanku mengetahui tiap-tiap perkataan (yang dilahirkan atau disembunyikan oleh makhluk-makhluk) di langit dan di bumi; dan Dia lah jua yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui".

Allah SWT. menunjukkan bukti-bukti tentang kelalaian dan sikap masa bodoh kaum musyrikin Mekah di ketika itu. Mereka telah mendengarkan ayat-ayat yang diturunkan Allah, yang disampaikan kepada mereka oleh Rasulullah saw, akan tetapi mereka tidak meyakininya, bahkan mereka memperolok-olokkannya pula.

Dengan demikian, dalam ayat ini merupakan suatu peringatan untuk kaum kafir itu dan ia juga peringatan keras terhadap yang lain, yang tidak mahu mengambil pelajaran dari ayat-ayat yang disampaikan kepada mereka. Pelajaran, peringatan dan ancaman yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut tidak sampai ke lubuk hati mereka dan tidak menyentuh hati nurani mereka. Mereka hanya sekadar mendengarnya saja, tetapi tidak memerhatikannya.

Hati mereka lengah, maksudnya melupakan dan berpaling dari mengingati Allah. Mereka bukan mengejek-ngejek ayat Allah, malah mereka juga berbisik-bisik sesama mereka dengan kata-kata yang mereka rahsiakan. Mereka berpakat dalam usaha hendak memperkecilkan Al Quran yang Nabi Muhammad bawa dan menghancurkan peranan baginda daripada tersebar. Mereka juga menghebahkan keburukan baginda kepada orang ramai.

Mereka kata sepatutnya seorang rasul itu harus diutus dari seorang yang berbangsa malaikat. Mereka juga mendakwa bahwa apa yang dibawa oleh baginda Rasulullah itu adalah sihir yang tidak boleh diikuti.

Baginda nabi Muhammad saw telah diperintahkan oleh Allah untuk menjawab kata-kata mereka. Nabi berkata bahwa Allah mengetahui perkataan yang ada di langit dan di bumi. Sekalipun mereka berbisik-bisik dan menyembunyikan kata-kata mereka yang mencela baginda dengan sembunyi-sembunyi. Sesungguhnya Allah mengetahuinya dan pasti akan menghukum mereka. Allah juga mendengar  sebarang suara dan mengetahui segala sesuatu.








 Al Anbiya Ayat 5 Hinnga 6

21:5 > (Mereka bukan sahaja menyifatkan Al-Quran itu sihir) bahkan mereka menuduh dengan berkata: "Al-Quran itu perkara karut yang dimimpikan oleh Muhammad, bahkan perkara yang diada-adakan olehnya, bahkan Muhammad sendiri seorang penyair. (Kalaulah ia sebenarnya seorang Rasul) maka hendaklah ia membawa kepada kita satu mukjizat sebagaimana mukjizat-mukjizat yang dibawa oleh Rasul-rasul yang telah diutus dahulu". 

21:6 > Tidak ada penduduk sesebuah negeri pun yang Kami binasakan sebelum mereka, yang telah beriman kepada mukjizat yang diberi kepadanya; maka benarkah mereka yang meminta mukjizat itu mahu beriman?

Kejahatan kaum musyrikin Mekah itu tidak hanya sekadar mengatakan bahwa Nabi Muhammad itu bukan Rasul dan kitab Al Quran itu adalah sihir, bahkan mereka mengatakan ianya hanyalah sesuatu yang diada-adakan oleh nabi  Muhammad sendiri. Ada juga yang mengatakan, bahwa Nabi Muhammad seorang penyair. Pendek kata mereka tidak mengetahui bahwa Al Quran adalah wahyu Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Dan mereka tidak mengakui bahwa Al Quran adalah mukjizat yang dikurniakan Allah kepadanya sebagai bukti dari kenabian dan kerasulannya.

Allah menggambarkan pekerti umat terdahulu yang mendustakan para Rasul yang diutus kepada mereka. Mereka ini telah berjanji akan beriman kepada para Rasul tersebut seandainya permintaan agar ditunjukkan kepada mereka kana mukjizat, dipenuhi. Namun setelah ditunjukkan mukjizat, mereka tetap juga memungkiri janji dengan tidak beriman. Lalu Allah pun menurunkan bala dan seksaan ke atas mereka.

Begitulah gambaran orang-orang musyrikin Mekah yang mengengkari Nabi Muhammad saw sebagai nabi. Mereka meminta supaya ditunjukkan mukjizat, dan seandainya permintaan itu terkabul mereka pun juga akan sama tetap memungkiri janji mereka untuk tidak beriman. Dan mereka juga sama akan ditimpakan azab seksaan sepertimana umat terdahulu.





 Al Anbiya Ayat 7 Hingga 10

21:7 > Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu (wahai Muhammad) melainkan orang-orang lelaki yang Kami wahyukan kepada mereka (bukan malaikat); maka bertanyalah kamu kepada AhluzZikri" jika kamu tidak mengetahui. 

 وَمَا جَعَلْنَٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُونَ ٱلطَّعَامَ وَمَا كَانُوا۟ خَٰلِدِينَ
21:8 > Dan Kami tidak menjadikan Rasul-rasul itu bertubuh badan yang tidak makan minum, dan mereka pula tidak akan kekal hidup selama-lamanya (di dunia). 

21:9 > Kemudian Kami tepati janji Kami kepada mereka, lalu Kami selamatkan mereka dan sesiapa yang Kami kehendaki, dan (sebaliknya) Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas. 

21:10 > Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu sebuah Kitab (Al-Quran) yang mengandungi perkara yang menimbulkan sebutan baik dan kelebihan untuk kamu, maka mengapa kamu tidak memahaminya (dan bersyukur akan nikmat yang besar itu)?

Di ayat 3 yang terdahulu Allah telah menyebutkan tentang keengganan orang-orang Musyrikin Mekah untuk mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai rasul. Jadi di ayat 7 ini Allah menjelaskan pula bahwa para Rasul yang terdahulu itu juga diutuskan dari golongan manusia juga dari jenis lelaki sepertimana mereka. Kepada para Rasul ini diturunkan perintah dan tegahanNya. Maka tidaklah sesuai kalau rasul-rasul itu dilantik dari bangsa malaikat untuk menerangkan segala syariat, hukm-hukum, kisah-kisah dan berita-berita. Kerana perkara demikian itu adalah lebih mudah untuk diterima kalau disampaikan antara sesama manusia.

Para Rasul itu bukanlah dari bangsa malaikat, yang berjasad yang kadangkala dijelmakan seperti manusia. Tetapi ia tidak makan serta minum, dan mengalami bermacam-macam perkara seperti manusia biasa. Kadangkala merasakan sihat, kadangkala sakit, adakalanya susah, adakala mereka tidur dan jaga, akan mengalami tua dan akan mati dan fana.

Jadi kesimpulannya para rasul itu dijadikan oleh Allah adalah sepertimana manusia dari jenis lelaki. Cuma bezanya dengan lain-lain manusia, para rasul itu diberikan wahyu oleh Allah.

Allah juga mengatakan di ayat 9 bahwa Allah mengutus para Rasul dari bangsa manusia dan Allah menepati janji allah kepada mereka. Maksudnya, Allah menyokong dan membantu rasul-rasul yang diutuskan itu untuk mengalahkan musuh-msuh mereka. Dan Allah selamatkan mereka bersama-sama dengan orang-orang yang beriman dengan mereka yang telah Allah kehendaki. Dan Allah akan membinasakan orang-orang yang melampaui batas disebabkan mendustakan rasul-rasul tersebut.

Allah telah menurunkan kitab Al Quran, yang mengandungi pengajran-pengajaran supaya manusia dapat sentiasa berjaga-jaga jangan sampai tercebur ke dalam perkara yang menyalahi perintah Allah dan melanggar laranganNya. . Sebab itu sepatunyalah mereka mempelajari dan memahami isinya serta mengamalkan dengan cara yang sebaik-baiknya.





Al Anbiya Ayat 11 Hingga 15

21:11 > Dan berapa banyak Kami telah pecah-belahkan dan binasakan penduduk negeri yang melakukan kezaliman, dan Kami telah menjadikan sesudah mereka, kaum yang lain sebagai gantinya. 

21:12 > Maka ketika mereka merasai (kedatangan) azab Kami, mereka dengan serta-merta lari keluar dari negeri itu. 

21:13 > (Lalu dikatakan kepada mereka): "Janganlah kamu lari, dan sebaliknya kembalilah kepada kemewahan hidup yang telah diberikan kepada kamu, dan ke tempat-tempat tinggal kamu, supaya kamu dapat ditanya mengenai apa yang berlaku". 

21:14 > (Akhirnya) mereka berkata: "Aduhai celakanya kami! Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berlaku zalim!" 

21: 15 > Maka demikianlah seterusnya jeritan dan keluhan mereka, sehingga Kami jadikan mereka hancur lebur dan sunyi-sepi.

Allah memberitahukan berapa banyak sudah umat daripada penduduk negeri yang telah dimusnahkanNya, disebabkan mereka kufur terhadap Allah dan mengengkariNya serta mendustakan para Rasul. Kemudian Allah menjadikan selepas kemusnahan mereka beberapa umat yang lain untuk menggantikan mereka.

Ketika mereka yakin bahwa seksaan akan menimpa mereka tidak syak lagi sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasul kepada mereka, tiba-tiba mereka melarikan diri secepat-cepatnya seumpama orang-orang yang dikalahkan dalam medan perang. Keadaan ini ialah setelah mereka menyombongkan diri terhadap Rasul. Lalu mengugut mereka dengan mengatakan, sebagai dalam ayat 13 surah Ibrahim yang bermksud:
“sesungguhnya kami akan menghalau kamu dari negeri Kami, atau kamu kembali ke dalam agama kami.”

Tatkala mereka dalam keadaan demikian, mereka telah diingatkan, supaya jangan melarikan diri dari seksaan. Supaya mereka kembali ke tempat mereka semula yang penuh dengan kemewahan dan kesenangan itu dan bersukaria. Mudah-mudahan nanti ramai orang miskin dan yang dalam kesusahan datang kepada mereka meminta bantuan dan pertolongan sebagaimana yang biasa mereka lakukan dahulu, supaya mereka dipuji dan dikatakan sebagai orang yang murah hati dan budiman. Ini sebenarnya adalah kata-kata ejekan dan celaan dari Allah kpeada mereka yang telah melarikan diri kerana takutkan seksaan Allah itu.

Orang-orang yang melarikan diri ini telah berputus asa, kerana tidak dapat melepaskan diri dari seksaan. Mereka ditimpakan kecelakaan dek kerana kezaliman mereka sendiri. Lalu mereka mengeluh dan berkata bahwa alangkah celakanya mereka disebabkan mereka telah kufur dan mengengkari Allah. Inilah kata-kata keluhan yang keluar dari mulut mereka. Secara tak langsung mereka telah mengakui tentang kekufuran mereka yang melakyakkan mereka mendapat seksaan. Ianya merupakan kata-kata penyesalan mereka. Namun sesal kemudian tidak berguna lagi.

Mereka terus menerus mengatakan dan mengulang-ngulang kata penyesalan mereka. Sehinggalah Allah menjadikan mereka seperti tanaman yang telah dituai, habis licin semuanya, tidak akan tumbuh lagi. Ibarat api yang telah padam dan tidak akan bernyala lagi.

Perumpamaan ini sebagai satu kiasan atau tamsil yang menggambarkan ibarat kesudahannya nanti sekujur badan mereka menjadi kejang dan kaku, tidak dapat bergerak lagi. Manakala suara rintihan mereka juga tidak kedengaran.

Ini membawa maksud bahwa mereka yang mendustakan rasul itu kelak sentaisa melolong, mengulang-ngulang kata pengakuan mereka di atas kezaliman yang telah mereka lakukan, tetapi semua itu tidaklah berguna lagi. Segala pengakuan dan penyesalan mereka tidak akan diendahkan lagi oleh sesiapa pun juga.

Mereka akan terus berada di dalam seksaan itu sehingga tidak ada lagi kelihatan tanda-tandanya mereka itu dapat bergerak, habislah sudah segala keupayaan, kekuatan mereka. Bahkan suara mereka pun tidak lagi kedengaran.




 Al Anbiya Ayat 16 Hingga 18

21:16 > Dan (ingatlah) tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antaranya, secara main-main. 

21:17 > Sekiranya Kami hendak mengambil sesuatu untuk hiburan, tentulah Kami akan mengambilnya dari sisi Kami; Kami tidak melakukannya. 

21:18 > Bahkan Kami sentiasa mengarahkan yang benar menentang yang salah, lalu ia menghancurkannya, maka dengan serta-merta hilang lenyaplah dia. Dan (tetaplah) kecelakaan akan menimpa kamu disebabkan apa yang kamu sifatkan (terhadap Kami).

Allah menerangkan bahwa tidaklah Allah menjadikan langit sebagai atap yang begitu tinggi dan bumi sebagai hamparan yang luas untuk manusia dan juga sekian maklhuk diami itu , bukanlah untuk sia-sia. Bukanlah dengan tidak ada tujuan apa-apa. Malah Allah kata setiap apa yang dijadikan itu semuanya ada faedah dan kepentingan keagamaan dan juga telah ditetapkan setiap hukum ketuhanan ke atas segala sesuatu.

Semua yang ada di langit dan di bumi itu adalah menjadi bukti atau sebagai tanda, suapya manusia dan makhluk Allah yang lainnya itu dapat mengenal akah Khaliknya iaitu Tuhan yang menjadikannya. Dengan terciptanya ini semua akan menjadikan perantaraan, untuk memberi pengajaran dan contoh tauladan dan lain-lain faedah lagi yang tidak terkira banyaknya.

Kalau alam ini Allah ciptakan untuk main-main atau sekadar untuk senda gurau saja, nescaya Allah pasti akan sanggup berbuat begitu juga. Sebagaimana yang dibuat oleh raja-raja dengan mendirikan dan menghiaskan istananya , membuatnya indah permai, cantik dipandang mata. Allah berupaya untuk membuat semua itu kalau Allah berkendak. Tetapi itu tidaklah akan dilakukan oleh Allah yang Maha Pencipta Seluruh Alam.

Allah tidak akan mencipta segala sesuatu itu hanya untuk main-main saja. Buktinya? Ini dapat dilihat pada setiap pertempuran dan perlawanan di antara yang hak dengan yang batil. Yang batil tidak akan dapat bertahan sekiranya yang hak ditegakkan. Kecurangan akan dihancurkan oleh kejujuran. Makanya yang batil itu akan lenyap setelah yang hak datang menuntut.

Maka ayat 18 ini adalah merupakan ancaman kepada kaum kafir musyrikin yang memberikan sifat-sifat yang tidak laayk bagi Allah. Orang-orang kafir ini menganggap bahwa alam ini dijadikan hanyalah untuk main-main saja. Dan ada juga yang mendakwa bahawa Allah tidak adil kerana ada sesetengah nasib mereka yang miskin dan hidup susah tidak disamakan dengan orang lain yang lebih berjaya dan kaya raya.







Al Anbiya Ayat 19 Dan 20

21:19 > Dan (ingatlah) segala yang ada di langit dan di bumi adalah milik kepunyaan Allah jua; dan malaikat-malaikat yang ada di sisiNya tidak membesarkan diri dan tidak enggan daripada beribadat kepadaNya, dan tidak pula mereka merasa penat dan letih. 

21:20  > Mereka beribadat malam dan siang, dengan tidak berhenti-henti.

Allah menerangkan bahwa Allah lah yang menjadikan semua yang ada di langit dan di bumi, dan Dialah sebagai pemilik kepada semua makhluk  yang diciptaNya serta Dialah yang mengatur segala urusan. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Dialah yang mendatangkan seksaan dan memberi pahala tanpa ada campur tangan dari mana-mana pihak pun di dalam pemerintahanNya kerana semuanya yang ada adalah makhlukNya belaka.

Para Malaikat yang ada di sisiNya sangat tinggi martabatnya, kerana mereka tidak sekali-kali akan menyombongkan diri untuk menyembah Allah, dan emreka tidak berasa penat untuk mengabdikan diri kepada Allah.

Malaikat mempunyai ketinggian darjat yang tersendiri berbanding makhluk yang lain. Mereka beribadat kepada Allah siang dan malam menyembah Allah. Tidak pernah merasakan penat atau jemu. Mereka terus menerus berbakti kepada Allah sepertimana dijelaskan oleh Allah sifat-sifat mereka pada ayat 6 dari Surah At Tahrim. Malaikat-malaikat ini benar-benar mensucikan Allah dan terus menerus bertasbih kepada Allah dengan tidak henti-henti.





Al Anbiya Ayat 21 Hingga 22

21:21 > Adakah benda-benda dari bumi yang mereka jadikan tuhan-tuhan itu, dapat menghidupkan semula sesuatu yang mati? 

21:22 > Kalau ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan yang lain dari Allah, nescaya rosaklah pentadbiran kedua-duanya. Maka (bertauhidlah kamu kepada Allah dengan menegaskan): Maha Suci Allah, Tuhan yang mempunyai Arasy, dari apa yang mereka sifatkan.

Allah mencela perbuatan orang-orang musyrik yang mengambil beberapa banyak Tuhan di mukabumi ini, untuk dijadikan Tuhan yang disembah. Apakah berhala-berhala dan patung yang mereka jadikan tuhan itu dapat menghidupkan orang yang sudah mati? Jawabnya, berhala yang begitu hina keadaannya masakan dapat menghidupkan  orang yang sudah mati dan membangkitkan mereka dari kubur masing-masing.

Sifat ketuhan mestilah dapat menghidupkan orangyang sudah mati. Kalau tidak daapt menghidupkan orang yang sudah mati, maka tidaklah layak untuk menjadi Tuhan.

Ayat 22 ini adalah dalil yang bersandarkan hukum akal mengenai keesaan Tuhan dan menolak tentang adanya tuhan lain selain dari Allah. Sekiranya langit dan bumi ini ada tuhan yang banyak maka nescaya tuhan-tuhan ini akan berbalah sesama sendiri kerana berebutkan pemerintahan. Mereka akan berbalah sesama sendiri kerana keinginan untuk mengatur kehidupan makhluk ciptaan mereka. Mereka akan berlawan sesama sendiri. Hal ini amatlah tidak wajar.

Dan kalau pula semua tuhan yang ada itu sepakat dan sependapat, hal ini juga tidak dapat diterima oleh akal. Kerana kalau kedua-duanya hendak mengadakan sesuatu benda, bererti makhluk yang dijadikan itu lahir daripada hasil kerjasama mereka. Adapun hasil kerjasama dari dua orang yang sepakat dan bersatu, adalah dianggap sebagai suatu kelemahan seandainya mereka nanti akan berpisah. Kerana kalau mereka berpisah maka masig-masing tidak akan daapt berdiri di atas kaki mereka sendiri. malah mereka tidak akan dapat mengadakan ciptaan mereka. Ini bermakna Tuhan itu bersifat lemah dan berhajat pula ke atas satu sama lain.

Oleh kerana bukti tentang pengatur langit dan bumi itu tidak dapat tidak mestilah satu, tunggal, maka nyatalah yang bersifat esa dan satu itu hanyalah Allah Ta’ala sahaja. Maka Maha Suci Allah Tuhan yang empunya arasy daripada apa yang mereka sifatkan.




Al Anbiya Ayat 23 Dan 24

21:23 > Ia tidak boleh ditanya tentang apa yang Ia lakukan, sedang merekalah yang akan ditanya kelak. 

21:24 > Patutkah mereka menyembah tuhan-tuhan yang lain dari Allah? Katakanlah (wahai Muhammad): "Bawalah keterangan dan bukti kamu; kandungan Al-Quran ini menjadi peringatan dan bukti tauhid umatku, juga peringatan dan bukti tauhid umat-umat yang dahulu daripadaku". (Kaum musyrik tidak mempunyai sebarang keterangan) bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, dengan sebab itulah maka mereka berpaling ingkar.

Allah menguatkan lagi hujah berkenaan dengan kesucianNya, bahwasanya Dialah hakim di akhirat nanti, yang akan menjatuhkan sebarang hukum di mahkamah yang diadiliNya, dan tidak akan ada sesiapa yang berhak untuk mempersoalkan tentang ketetapan yang sudah diputuskanNya. Tidak ada sesiapa pun yang boleh membantah apa yang dilakukanNya, memandangkan keapda keagungan dan kebesaranNya. Serta memandangkan kepada pengetahuan dan kebijaksanaanNya, begitu pula tentang keadilan dan lemah lembutNya di dalam segala tindakanNya.

Bahkan Allah lah yang berhak menanyai makhlukNya mengenai apa yang sudah mereka kerjakan dan mereka mestilah bertanggungjawab serta menanggung segala akibatnya.

Allah mengulang lagi celaanNya keapda mereka yang degil disebabkan menjadikan Tuhan selain Allah, adakah patut mereka melakukan demikian? Lalu Allah menyuruh rasulNya, meminta kepada mereka supaya membawa bukti yang menunjukkan bahwa pengambilan tuhan selain Allah itu adalah benar dan dapat diterima akal.

Di sini kita diseberi satu petunjuk bahwa di dalam menegakkan suatu kepercayaan hendaklah ada alasan atau dalil yang akan dijadikan pegangan. Kalau suatu kepercayaan hanya menurut yang dikira-kira akan bagus saja, kelihatan suatu barang yang ganjil, lalu diangkat menjadi tuhan, alangkah banyak tuhan nanti di dunia ini. Asal ganjil dan bagus terus diangkat sebagai tuhan.

Lalu Rasulullah disuruh melanjutkan penjelasan kepada orang-orang musyrik itu, bahwa ajaran yang baginda bawa itu tidakalh berubah-ubah sejak dahulu sampai sekarang. Bahwa ajaran Tauhid adalah ajaran untuk setiap zaman. Ajaran-ajaran para rasul dan nabi terdahulu dan ajaran baginda rasulullah adalah sama. Semuanya menolak segala perbuatan manusia yang mengambil tuhan selain Allah. Dan untuk membezakan mana salah dan mana benar, hendak manusia menggunakan akal fikiran mereka. Janganlah semata-mata mengikutkan ajaran nenek moyang mereka secara membuta tuli semata.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.