Monday, September 7, 2015

Surah Al Anbiya Ayat 102 - 112







Al Anbiya Ayat 102 Hingga 104

21:102 > Mereka tidak mendengar suara (julangan) api neraka itu, dan mereka akan kekal selama-lamanya di dalam (nikmat-nikmat Syurga) yang diingini oleh jiwa mereka. 

21:103 > Huru-hara besar yang amat mengerikan (pada hari kiamat) itu tidak merunsingkan mereka, dan (sebaliknya) mereka disambut oleh malaikat-malaikat dengan berkata: "Inilah hari kamu (beroleh kebahagiaan), yang telah dijanjikan kepada kamu (di dunia) dahulu". 

21:104 > (Ingatlah) hari Kami menggulung langit seperti menggulung lembaran surat catitan; sebagaimana kami mulakan wujudnya sesuatu kejadian, Kami ulangi wujudnya lagi; sebagai satu janji yang ditanggung oleh Kami; sesungguhnya Kami tetap melaksanakannya.

Orang-orang beriman tidak akan mendengar desiran suara yang ada di dalam neraka.Bahkan suatu gerakan pun tidak didengar apalagi melihatnya. Orang-orang beriman ini tinggal tetap di syurga, merasakan kegembiraan dan nikmat-nikmat yang diingini oleh nafsu mereka dengan tidak putus-putusnya.

Begitu juga mereka sedikit pun tidak merasakan ketakutan walaupun pada masa itu ada kegembparan yang sangat dahsyat ketika ditiupkan serunai sangkakala yang kedua kali pada saat menusia dibangkitkan dari kubur, untuk dikira amalannya.

Mereka disambut oleh para malaikat dengan sambutan yang meriah, kerana kejayaan mereka terlepas daripada seksaan, dan mengalu-alukan mereka. Malaikat itu akan berkata kepada ahli syurga, inilah hari yang dijanjikan kepada kamu dahulu di dunia sudah pun datang. Kamu akan bergembira mendapat pahala sebagai balasan di atas keimanan kamu kepada Allah dan ketaatan kamu kepadaNya.

Orang-orang beriman ini sedikit pun tidak akan merasa ketakutan apalagi langit nanti akan dilipat dan dihilangkan, kemudian akan datang langit lain yang baru dan bintang-bintang lain yang baru laksana melipat daftar buku-buku, supaya tulisannya tepelihara dan tidak akan hilang.

Demikianlah bagaimana manusia mula-mula dulu dijadikan Allah, diulang pula menciptakan manusia menajdi suatu makhluk yang baru, yang akan dihimpunkan di padang mahsyar untuk dikira amalannya dan diberi pembalasan. Semua manusia akan dikembalikan hidup, tetapi tidak pula mengikut cara hidup di dunia dahulu.

Itulah yang dijanjikan Allah iaitu mengembalikan manusia hidup semula, tidak usah diragukan lagi tentang kebenarannya, kerana Allah itu berkuasa melakukannya.




Al Anbiya Ayat 105

21:105 > Dan demi sesungguhnya, Kami telah tulis di dalam Kitab-kitab yang Kami turunkan sesudah ada tulisannya pada Lauh Mahfuz: "Bahawasanya bumi itu akan diwarisi oleh hamba-hambaKu yang soleh".

Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para Rasul, seperti Taurat, Zabur, Injil dan AlQuran yang di dalam kitab-kitab itu diterangkan bahawa bumi ini adalah kepunyaan Allah, diwariskan kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah telah menetapkan juga dalam ayat ini, bahawa hamba-hamba yang mewarisi bumi itu ialah hamba-hamba yang sanggup mengolah bumi dan memakmurkannya, walaupun mereka tidak memeluk agama Islam. Ketetapan Allah yang demikian telah ditetapkan sejak dulu di Luh mahfuz.

Jika diperhatikan sejarah dunia dan sejarah umat manusia, maka orang-orang yang dijadikan Allah sebagai penguasa di bumi ini, ialah orang-orang yang sanggup mengatur dan memimpin masyarakat, mengolah bumi ini untuk kepentingan umat manusia, sanggup mempertahankan diri dari serangan luar dan dapat mengukuhkan persatuan rakyat yang ada di negara-negaranya, apakah mereka orang Islam atau bukan orang Islam.

Pemberian kekuasaan oleh Allah kepada orang-orang tersebut bukanlah bererti Allah telah meredhai tindakan-tindakan mereka; kerana kehidupan duniawi lain halnya dengan kehidupan ukhrawi. Ada orang yang berbahagia hidup di dunia, dan akhirat, dan ada orang yang berbahagia hidup di akhirat saja. Malah  ada pula orang yang berbahagia hidup di dunia saja. Yang dicita-citakan seorang muslim ialah berbahagia hidup di dunia dan di akhirat.

Apabila orang-orang muslim ingin hidup berbahagia di dunia dan akhirat, mereka harus mengikuti Sunnatullah di atas, yaitu taat beribadat kepada Allah. Sanggup memimpin umat manusia dengan pimpinan yang baik, sanggup mengolah bumi ini untuk kepentingan umat manusia, adanya persatuan dan kesatuan yang kuat di antara mereka sehingga tidak mudah dipecah-belahkan oleh musuh.





Al Anbiya Ayat 106 Hingga 107

21:106 > Sesungguhnya Al-Quran ini mengandungi keterangan-keterangan yang cukup bagi orang-orang yang (cita-citanya) mengerjakan ibadat (kepada Allah dengan berilmu). 

21:107 > Dan tiadalah Kami mengutuskan engkau (wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Segala kisah yang diterangkan dalam surah Al Anbiya’ ini, adalah pelajaran dan peringatan yang disampaikan sejak permulaan sampai akhir surah ini, cukup untuk menjadi pelajaran dan cukup banyak hikmah yang terkandung di dalamnya. Ianya sebagai bekal dan bahan bagi orang-orang yang ingin mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti. Bahkan ayat-ayat dalam surah ini merupakan peringatan dan ancaman yang keras dari Allah kepada orang-orang yang mengingkari seruan para Rasul, mereka akan ditimpa oleh malapetaka yang besar, sebagaimana telah ditimpakan kepada umat-umat dahulu.

Kerana itu wajiblah kaum Muslimin mengambil pelajaran dan mengamalkan ayat-ayat tersebut agar tidak ditimpakan ancaman Allah yang berupa azab dan malapetaka yang tidak terperi kedahsyatannya.

Tujuan Allah mengutus Nabi Muhammad adalah tidak lain hanyalah agar manusia berbahagia di dunia dan di akhirat. Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk agama itu akan memperolehi rahmat dari Allah berupa rezeki dan kurnia di dunia. Sementara di akhirat nanti mereka akan memperolehi rahmat berupa syurga yang disediakan Allah bagi mereka. Sedangkan orang-orang yang tidak beriman pula akan memperolehi rahmat juga semasa di dunia, karena dengan cara yang tidak langsung mereka juga ada mengikuti sebahagian ajaran-ajaran agama itu.






Al Anbiya Ayat 108 Hingga 111

21:108 > Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku (mengenai ketuhanan ialah) bahawa Tuhan kamu hanyalah Tuhan yang bersifat Esa, maka adakah kamu mahu menurut apa yang diwahyukan kepadaku?"

21:109 > Sekiranya mereka berpaling ingkar maka katakanlah: "Aku telah memberitahu kepada kamu (apa yang diwahyukan kepadaku) dengan keterangan yang jelas untuk kita bersama; dan aku tidak mengetahui sama ada (balasan buruk) yang dijanjikan kerana keingkaran kamu itu, sudah dekat atau masih jauh. 

21:110 > Sesungguhnya Allah mengetahui akan perkataan yang kamu sebutkan dengan terus terang, dan juga Ia mengetahui apa yang kamu sembunyikan (di dalam hati). 

21:111 > "Dan aku tidak mengetahui (mengapa dilambatkan balasan buruk yang dijanjikan kepada kamu itu) jangan-jangan lambatnya menjadi satu sebab yang menambahkan azab kamu, dan di samping itu memberi kamu kesenangan hidup hingga ke suatu masa yang tertentu".

Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar menyampaikan kepada orang-orang kafir dan kepada orang-orang yang telah sampai seruan kepadanya, bahwa dasar wahyu yang disampaikan kepadanya ialah: tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah. Karena itu hendaklah manusia menyembah-Nya, jangan sekali-sekali mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun seperti mengakui adanya tuhan-tuhan yang lain selain daripada-Nya, atau mempercayai bahwa selain dari Allah ada lagi sesuatu yang mempunyai kekuatan gaib seperti kekuatan Allah. Dan serahkanlah dirimu kepada Allah dengan memurnikan ketaatan dan ketundukan hanya kepada-Nya saja dan ikutilah segala wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Meski pun ayat ini berbentuk pertanyaan tetapi ia mengandungi perintah, yang menyuruh sekalian manusia suapya menyerahkan diri kepada Allah dengan jalan memeluk agama Islam yang suci.

Jika perintah ini diabaikan dengan memalingkan diri, tidak mahu mengikuti perintah tersebut, maka Allah menyuruh Nabi Muhammad saw mengatakan kepada mereka bahwa tugas nabi sebagai rasul iaitu hanylah menyampaikan agama Allah kepada manusia. Jika mereka semua tidak mahu mengendahkan perintah Allah dan seruan yang dibawakannya, maka isytiharkanlah perang terhadap mereka. Sebagaimana mereka juga mengisytiharkan perang terhadap Nabi Muhammad. Sesungguhnya Nabi Muhammad adalah bersih dari bersubahat dengan perbuatan mereka yang engkar dan baginda tidak ada kena mengena dengan mereka semua.

Jadi janganlah hendaknya baginda bersedih hati apabila mereka tidak mahu beriman. Kerana baginda sedikit pun tidak bertanggungjawab di atas apa saja yang mereka lakukan. Janji yang diberikan oleh Allah untuk memenangkan orang yang beriman dan mengalahkan mereka , sudah lah pasti tidak diragukan lagi. Hanyasanya bilakah janji itu akan terlaksana. Samada sudah dekat atau pun masih jauh lagi, tidaklah baginda tahu dan Allah juga tidak akan memaklumkan kepada baginda.

Namun yang pasti, hanya Allah sajalah yang mengetahui apa yang mereka tuturkan dan ucapkan berterangan-terangan, samda kata-kata cercaan terhadap islam, ataupun kata-kata yang mendustakan ayat-ayat dan keterangan Allah.

Begitu pula Allah saja yang mengetahui akan perasaan dengki dan permusuhan mereka terhadap orang-orang Islam yang telah mereka sembunyikan. Kelak Allah akan memberikan pembalasanNya samada sedikit ataupun banyak.

Nabi Muhammad mengatakan lagi bahwa baginda tidak tahu mengapa balasan seksaan yang akan ditimpakan oleh Allah ke atas mereka kaum musyrikin itu ditangguhkan dan dilambat-lambatkan. Mungkin hal ini akan menambahkan lagi besarnya ujian dan cubaan yang dikenakan ke atas mereka, supaya diketahui apa yang akan mereka lakukan kelak. Sememangnya pembalasan itu sengaja dilambatkan oleh Allah dari semasa ke semasa, sampai datangnya ajal, iaitu kematian agar seksaan yang akan mereka terima nanti menjadi bertambah berat dan azab.






Al Anbiya Ayat 112

21:112 > (Nabi Muhammad merayu dengan) berkata: "Wahai Tuhanku, hukumkanlah (di antara kami dengan mereka) dengan yang benar; dan Tuhan kami ialah Yang Melimpah-limpah rahmatNya yang dipohonkan pertolonganNya terhadap apa yang kamu sifatkan itu".

Di ayat terakhir ini Allah menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw telah berdoa , “wahai Tuhanku! berikanlah hukuman yang seadil-adilnya kepada mereka orang-orang yang mendustakan aku dariapda kalangan kaumku, yang telah menyekutukan Engkau dan menyembah keapda yang lain selain Engkau, dengan menimpakan seksa dan azab yang setimpal. Kerana sesungguhnya Engkau Tuhan yang Pengasih kepada hambaNya. Engkaulah tempat kami memohon pertolongan, untuk mengalahkan mereka.”

Kesimpulannya nabi saw memohon supaya disegerakan turunnya seksaan ke atas kaum msuyrikin tersebut. Dan doanya telah diperkenankan Allah dengan menimpakan kekalahan yang teruk ke atas kaum Musyrikin di dalam perang Badar.

Mudah-mudahan Allah memberikan kita taufik dan hidayahNya untuk beramal dengan surruhanNya sesuai dengan yang disyariatkanNya. Tuhanlah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin.

Selesai lah sudah tafsir Surah Al Anbiya’ dengan pertolongan dan iradhatNya. Mudah-mudahan kita semua mengambil pelajaran dan panduan.









No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.