Wednesday, February 24, 2016

Surah Al Fath Ayat 16 - 29




Al Fath Ayat 16

Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih".

Allah menyuruh rasulNya mengatakan kepada orang-orang badwi yang tertinggal, bahwa ‘ sesungguhnya kamu telah diseru dan digesa, suapya nanti memerangi kaum yang mempunyai kekuatan yang besar. Semasa itu hendaklah memberikan kata dua kepada mereka, agar memilih samada pedang ataupun masuk Islam.

Menghadapi orang yang gagah perkasa, bukanlah sama dengan menghadapi orang-orang yang pengecut yang sebelum bertempur mereka telah menyerah kalah. Bakan orang-orang yang gagah perkasa ini akan bertahan pula pada setiap jengkal tanah yang mereka bela dan pertahankan. Kamu tidaklah akan menang dan harta rampasan tidaklah akan berhasil kamu dapat, jika kurang kegagahan kamu dari mereka. Bahkan kamu wajib mendesak mereka , samada kamu perangi mereka ataupun mereka yang menyerah. Pedang atau masuk Islam.

Dalam saat yang seperti ini, yang dinilai cumalah satu iaitu tujuan peperangan. Mereka gagah perkasa kerana mempertahankan kepercayaan mereka kepada selain Allah. Mempertahankan keyakinan mereka bahwa menyembah berhala akan dapat menang dan berhala itu sendiri yang akan menolong mereka. Kamu sendiri yang gagah perkasa kerana kamu telah berkeyakinan bahwa apa yang kamu perangi ini adalah kesyirikan, menentang mempersekutukan Allah dengan yang lain.

Kamu harus perangi mereka sampai habis, sampai hancur semua. Kalau mereka gagah perkasa masih tetapi bertahan tidak mahu menyerah, maka hancurlah mereka dalam perlawanan. Atau mereka menyerah. Kalau mereka sudah menyerah, maka wajiblah diterima penyerahan mereka itu dan mereka semuanya akan ditawan, tidak boleh diperangi lagi.

“ Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih".’
Penghargaan yang tinggi daripada Allah akan diberikan kepada para mujahid Islam yang telah dapat menundukkan musuhnya dan telah dapt menerima penyerahan itu dengan sebaik-baiknya, kerana orang yang telah menyerah kalah itu tidak boleh lagi diperangi.

Kalau musuh yang tadinya sudah menyerah dan perjanjian untuk patuh telah dibuat, tetapi pihak lawan masih cuba lagi untuk melawan tetera Islam, akibat dari rasa dendam di hati mereka, maka kelak nanti Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih.







Al Fath Ayat 17

Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.

Di dalam ayat ini Allah memberikan pengecualian dari turut berperang kepada tiga golongan. Ini kerana mereka mempunyai keuzuran yang amat jelas sekali. Mereka ialah orang buta, oang pincang dan orang sakit. Mereka ini tidak berdosa jika tidak pergi berperang.

Oleh kerana janji Allah yang demikian jelas, bahwasanya orang yang berjuang pada jalan Allah itu pasti akan diberikan tempat yang mulia, iaitu syuga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang sejuk airnya, maka orang yang pincang ataupun buta itu masih saja mencari daya upaya agar mereka dapat turut serta pergi berperang. Dan orang-orang sakit pula mahu mereka agar segera sembuh dari sakit supaya dapat melanjutkan perjuangan mereka pada jalan Allah.






Al Fath Ayat 18

Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).

Allah bersumpah dengan sesungguhnya telah redha kepada orang-orang muslimin semasa mereka bersumpah setia dengan baginda nabi di dalam sumpah setia Bai’atur Ridhwan di bawah sepohon pokok yang dinamakan Samuroh. Tentang jumlah , telah disebutkan sebelum ini bahwa ianya mencapai seramai 1400 orang.

Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Thariq bahwa Abdulrahman r.a. Berkata, ‘Aku pergi untuk haji, lalu aku melewati sekolompok orang tengah solat. Aku bertanya, masjid apa itu? Mereka menjawab, inilah pohon di mana rasulullah s.a.w. Melakukan Bai’atur Ridhwan.”  Kemudian aku mendatangi Said bin Al Musayyib dan aku memberitahukan peristiwa itu. Said berkata, “ ayahku menceitakan kepadaku, ia adalah salah seorang yang berbai’at kepada Rasulullah s.a.w. Di bawah pohon . Ayahku berkata, bahwa ketika mereka pergi haji tahun berikutnya, mereka lupa di mana tempat tersebut sehingga mereka tidak dapat menemukannya lagi. Maka Sa'id mengatakan, 'Sesungguhnya sahabat-sahabat Muhammad Saw. tidak mengetahui tempat pohon itu sedangkan kalian mengetahuinya. Berarti kalian lebih mengetahui'."

Di dalam hadis di atas, dapatlah kita mengambil pengajaran bahwa yang menjadi perkara utama untuk dinilaikan adalah kejadian, buakn tempat di mana perkara itu terjadi. Kita sibuk mencari di mana Bai’atur Ridhwan itu terjadi, tetapi kita kurang mengambil pengajaran dari sumpah setia Bai’atur Ridhwan itu.
Sepertimana juga dijelaskan bahwa baginda nabi Muhammad s.a.w. Telah dilahirkan di Mekah. Tetapi tidak disebut di mana tempat kelahiran tersebut secara terperinci. Allah nak bagitahu kita bahwa yang paling utama adalah isi kepada ajaran yang dibawa oleh baginda nabi. Bukannya di mana asal tempat kelahiran baginda nabi. Sebab umat Islam yang ajaran agamanya yang berasaskan Tauhid, yang terpenting adalah isi ajaran  yang kelak akan mempengaruhi perkembangan jiwa manusia. Bukannya memperingati tempat kejadian, yang kalau tidak disedari kemungkinan akan membawa manusia kepada mementingkan tempat itu sendiri, bukan lagi mementingkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Dan lebih teruk lagi, sebahagian dari umat yang tidak berapa teguh iman dan ketakwaannya akan menganggap tempat kejadian tersebut sebagai keramat. Maka dengan sendiri terpesonglah iman dan agama mereka. Wa iyazubillah….

Maka sisters, penting untuk kita meneliti dan mengingati hadis ini baik-baik. Hadis ini membayangkan kepada kita bahwa tidak perlulah kita mementingkan sangat di mana ianya terjadi. Yang penting adalah isi kepada kejadian tersebut yang perlu kita benar-benar ambil pengajaran.

“maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka “
Allah mengetahui apayang ada di dalam hati merka, iaitu niat mereka yang benar-benar ikhlas lagi setia kepada baginda nabi untuk memerangi musuh bersama-sama dengan nabi sehidup semati. Kepada mereka ini Allah mengurniakan perasaan tenteram dan bertenang semasa mengadakan bai’at tersebut.

“dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).”
Ganjaran orang yang telah bersumpah setia di Bai’tur Ridhwan ialah tidak berapa lama kemudian merka telah dapat menakluki kota Khaibar iaitu kubu terkuat orang-orang Yahudi. Di mana kaum muslimin mendapat kemenangan dan mendapat harta rampasan perang yang sangat banyak. Di samping pahala berupa syurga di akhirat nanti. Inilah yang diberikan Allah di dalam ayat beritkut.







Al Fath Ayat 19

Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Allah menukarkan dengan segera kekecewaan kerana tidak dapat masuk ke kota Mekah itu dengan tertakluknya kota Khaibar dan membolot harta rampasan yang begitu banyak. Dan Allah khaskan pula harta rampasan tersebut hanya kepada orang-orang yang mengadakan Bai’tur Ridhwan saja, tidak ada golongan lain yang berkongsi dengan mereka.

Rasulullah telah membahagi-bahagikan di kalangan askar-askarnya yang beperang, iaitu pasukan yang bekenderaan mendapat dua bahagian dan pasukan yang berjalan kaki medapat satu saham. Adalah Allah itu Maha Gagah, untuk menyeksa siapa yang patut dihukumNya. Dan Allah juga Maha Bijaksana dalam mentadbirkan urusan makhlukNya mengikut kehendak dan ketetapannya.







Al Fath Ayat 20 dan 21

20 - Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.
21 - Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ini adalah berita yang menggembirakan disampaikan Allah kepada orang-orang mukmin. Mereka telah mendengar berita ini dan yakin dengan kebenarannya. Mereka tahu bhawa Allah telah menyediakan harta rampasan yang banyak, dan sepanjang hidup mereka selepas itu emreka telah melihat bahawa janji-janji itu telah Allah tepati.

maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu
Setelah terjadinya bai’at itu dan terjadinya perjanjian penting di Hudaibiyah itu kemenangan untuk kaum muslimin akan datang dengan berturut-turut. Mereka bukan saja menang dalam peperangan tetapi menang dalam menawan harta rampasan yang yang banyak dari kaum musyrikin yang dikalahkan itu. Allah telah mulakan kemenangan bagi kaum muslimin dalam peperangan Khaibar.

dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya)
Allah telah menghalang tindakan orang-orang yang bermaksud jahat terhadap kaum muslimin di Madinah. Allah menahan orang-orang musyrikin Quraisy dari menyerang mereka, juga menahan musuh-musuh yang lain dari Quriasy yang sentiasa menunggu peluang untuk membinasakan kaum muslimin, sedangkan bilangan mereka sedikit dan bilangan musuh-musuh mereka ramai. Mereka telah menepati janji setia mereka dan melaksanakan segala tanggungjawab mereka. Maka kerana inilah Allah menahankan tangan musuh-musuh mereka dari menyerang kaum muslimin dan memberikan kemenangan kepada mereka.

dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin
Peristiwa perjanjian Hudaibiyah yang tidak disukai oleh kaum muslimin dan amat berat untuk diterima mereka pada permulaannya itu tidak diberitahu oleh Allah bahwa peristiwa itu akan menjadi bukti kepada mereka. Di sana mereka dapat melihat hasil ketetapan dan kebijaksanaan Allah yang penuh rapi dan strategik terhadap mereka. Hasil dari ketaatan mereka terhadap baginda nabi dan hasil keyakinan mereka terhadap apa juga yang diputuskan oleh baginda nabi , sebenarnya terselit seribu kebaikan dan kebajikan yang kelak akan menguntungkan mereka juga. Dengan itu  Allah telah mencampakkan perasaan tenang dan tenteram, keredhaan dan keyakinan di dalam hati mereka.  

dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.
Sebagai balasan dari ketaatan mereka itu, Allah telah mengurniakan kepada mereka harta rampasan yang banyak, dan setelah itu tak lama kemudian  tertakluknya kota Mekah dan masuknya kaum muslimin ke dalam masjidil Haram dengan aman dan tenteram. Ini semua telah menjadi bukti yang terang bahwa baginda nabi adalah benar seperti apa yang diceritakannya, iaitu datangnya dari Allah ta’ala.

Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Alalh bukan saja menjanjikan setakat tertakluknya kota Mekah saja. Tetapi lebih dari itu. Kemenangan demi kemenangan akan mereka perolehi lagi setelah itu. Dengan tertakluknya beberapa buah kerajaan yang lain seperti kerajaan Parsi dan Rom, dan menawan harta rampasan untuk mereka tadbirkan. Walhal sebelum ini kaum muslimin dianggap sebagai kaum yang lemah yang tidak berdaya. Tetapi Allah telah mentakdirkan bahwa semua itu dapat mereka kuasai  dengan kemuliaan Agama Islam. Kerana Allah itu Maha Berkuasa di atas segala sesuatu. Dan tidak ada sesuatu apa pun yang dpat menghalang kekuasaanNya.








Al Fath Ayat 22 Dan 23

22 - Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong.

23 - Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.


Di sini Allah mengingatkan akan nikmatNya yang terdahulu. Iaitu sekiranya penduduk kota Mekah memerangi kaum muslimin dan enggan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, sepertimana yang telah mereka jangkakan akan berlaku, maka hal itu tidak sedikit pun akan mengubah ketetapan Allah. Orang Mekah ini, mereka pasti akan kalah juga dengan mengundurkan diri dan tidak akan dapat bertahan. Dan kesudahannya orang-orang kafir Mekah ini,  mereka tidak juga akan terlepas dari menerima azab Allah, disebabkan memerangi Allah dan rasulNya.

Sunnatullah inilah yang tealh menjadi hukum dan peraturan Allah kepada makhlukNya semenjak dahulu lagi. Iaitu siapa yang kufur pasti akan dikalahkan, Dan yang beriman akan mendapatkan pertolongan.








Al Fath Ayat 24

24 - Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Dengan kuasa Allah , maka ditahanNya orang-orang kafir Mekah itu dari melakukan tindakan perang ke atas orang muslimin yang sedang berada di Hudaibiyah untuk mengerjakan umrah. Dan juga ditahanNya orang-orang mukmin yang terhalang di Hudaibiyah tersebut, untuk merempuh ke dalam Masjidil Haram untuk berperang dengan kaum musyrikin.

Lafaz بِبَØ·ْÙ†ِ Ù…َÙƒَّØ©َ  yang dimaksudkan di sini adalah Hudaibiyah dan juga Masjidil Haram. Dengan demikian Allah telah memelihara kedua belah pihak dari mengadakan pertempuran. Maka hal ini merupakan kurnia dari Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Sabit, dari Anas ibnu Malik r.a. yang mengatakan bahwa ketika berada di Hudaibiyah, dan setelah selesai perjanjian Hudaibiyah ditandatangani, telah menyelusup masuk beberapa orang musyrikin seramai 80 orang lelaki bersenjata dari kalangan penduduk Mekah dari arah Bukit Tan'im. Mereka bertujuan untuk menyerang Rasulullah secara tiba-tiba untuk menghancurkan perjanjian itu. Tetapi akhirnya mereka telah ditangkap.

Sebagai seorang muslimin, nabi dan para muslmin yang lain, memang sangat teguh bepegang kepada perjanjian yang telah ditandatangi baru sekejap tadi. Tawanan itu telah dimaafkan dan kemudiannya telah dilepaskan oleh baginda nabi. Maka dengan itu turunlah firman Allah : Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, “ Maksudnya dengan terhasilnya perjanjian itu maka mereka telah dilarang untuk berperang selama 10 tahun lamanya. Dan dalam masa itu juga kaum muslimin dapat mengerjakan umrah ke Mekah pada tahun hadapannya.

dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Maksudnya Allah mengetahui apayang menjadi maslahat  dan kepentingan bagi kaum muslimin. Lantaran itu dihalangNya mereka dari memerangi kaum musyrikin. Ditambah pula untuk menghormati Baitullahi Haram agar jangan sampai berlakunya pertumpahan darah di bumi yang suci itu nanti.







Al Fath Ayat 25

Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kamu dari (masuk) Masjidil Haram dan menghalangi hewan korban sampai ke tempat (penyembelihan)nya. Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-perempuan yang mukmin yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka). Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang yag kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.

Allah mengatakan bahwa orang-orang kafir Mekah ini adalah pihak pelampau yang zalim. Sebabnya ialah kerana mereka telah menghalang baginda nabi dan kaum muslimin dari memasuki kota Mekah untuk mengerjakan ibadat umrah sehingga semua para muslimin dan haiwan ternakan yang dibawa bersama mereka tersekat di Hudaibiyah. Perbuatan kaum msuyrikin kafir itu dicela oleh Allah dan mereka diancam.

Namun demikian Allah hendak memberikan rasa gembira di dalam hati rasulNya dengan peneranganNya dan janjiNya. Iaitu kalau tidak kerana di kota Mekah itu sendiri masih ada lagi beberapa ramai orang lelaki dan perempuan yang beriman sebagai orang Islam yang tertindas, tidak berdaya untuk turut berhijrah ke Madinah bersama mereka dulu, sedangkan mereka menyembunyikan keimanan mereka di hadapan orang-orang kafir kerana takut diseksa, dan para muslimin yang sudah berada di Madinah yang mahu datang untuk beperang itu tidak pula mengetahui akan wujudnya mereka itu , disebabkan mereka tidak dapat dibezakan dan hidup bercampur gaul dengan orang-orang kafir yang lain.

bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu
Sudah tentulah bila terjadinya peperangan kaum muslimin akan memerangi mereka juga dan membunuh mereka. Dan ini akan menyebabkan kaum muslimin akan mendapat dosa. Lebih dan tambah memalukan lagi bila kaum kafir mengatakan bahwa orang-orang Islam telah membunuh sesama kaum mereka. Kelak mereka akan ditimpa bahaya dikenakan membayar kafarah pula kerana membunuh sesama Islam.

Maka kalau tidaklah kerana adanya gejala-gejala tersebut, pasti Alalh telah membenarkan kaum muslimin masuk ke Mekah untuk memerangi mereka. Dan Allah tidak akan menahan tangan mereka dari membinasakan penduduk musyrikin itu.

Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya.  
Kaum muslimin telah ditahan dari memerangi orang-orang musyrikin untuk masuk ke Mekah, agar orang-orang Islam yang berada di kota Mekah itu dapat dikeluarkan terlebih dahulu dari hidup bergaul dengan orang-orang kafir. Dan supaya Allah memasukkan pula ke dalam agama Isalm siapa yang dikehendakiNya daripada mereka sebelum kaum muslimin memasuki kota Mekah. Dengan demikian, terselamatlah orang-orang Islam yang berada di Mekah dan bebas dari kekuasaan orang-orang kafir. Maka selepas itu akan banyaklah orang-orang yang akan masuk Islam dan baik keislamannya dengan mendapat rahmat dari Allah.

Tetapi sekiranya orang-orang kafir itu dan orang-orang Islam yang berada di Mekah itu masih lagi bercampur gaul dan tidak dapat dibezakan di antara  mereka yang mana kafir dan yang mana muslim. Maka sudah pasti Allah akan menyeksa kedua-duanya dengan seksaan yang pedih. Samada mereka terbunuh semasa peperangan ataupun dihalau dari kota Mekah.






Al Fath Ayat 26

Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Allah menyatakan bahawa hati orang-orang kafir itu telah diresapi perasaan angkuh, takbur dan sombong di dalam kebatilan. Kesombongan merasa diri mereka benar dan orang lain salah semua. Ini dipanggil hamiyyah jahiliyyah. Kaum mereka lah yang selalu benar, dan musuh selalunya salah. Nabi Muhammad pun salah. Yang benar adalah mereka saja.

Dalam menangani kesombongan dan keangkuhan puak kafir musyrikin ini Allah telah menurunkan rasa ketenangan iaitu sakinah kepada rasulNya dan juga ke atas orang-orang yang beriman. Kesombongan hamiyyah jahiliyah kaum kafir ini nyata terserlah bila mereka tidak membenarkan kaum muslimin untuk menunaikan umrah sama sekali pada tahun itu. Dan ianya jelas nyata juga apabila mereka berdegil tidak mahu menggunakan kalimat ‘bismillahir rahmaanir rahiim’ di dalam surat perjanjian yang akan ditandatangani mereka. Pangkat kenabian Rasulullah sebagai ‘Muhammad Rasulullah’ juga tidak mahu mereka gunakan. Sebaliknya mereka memilih untuk menggunakan kalimat ‘Bismika Allahumma’ dan ‘Muhammad bin Abdullah’ saja.

Semua kemahuan mereka baginda nabi turuti dengan tenang. Ini kerana tujuan untuk menandatangani perjanjian itu adalah untuk kebaikan kaum muslimin semata. Sekiranya baginda nabi tidak bersetuju dengan kemahuan mereka, boleh jadi perjanjian itu tidak akan ditandatangani. Maka punahlah harapan kaum muslimin untuk pergi menuanikan umrah dan haji nanti.

“dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya.”
Baginda nabi sanggup mengalah menghadapi kaum kafir dalam hal kalimat bismillah dan tidak menggunakan pangkat kerasulannya, asalkan mereka mahu diajak berunding dan memeterai perjanjian dengan baginda. Ini adlah satu bentuk ketakwaan yang paling tinggi yang ditunjukkan oleh baginda nabi. Biarlah kaum kafir merasa yang mereka telah menang dalam perjanjian itu dalam menetapkan kalimat dan pangkat di atas kertas. Namun kemenangan yang sebenarnya adalah, secara tidak sedar, kaum kafir telah sanggup turunkan ‘darjat’ mereka ke bawah untuk berunding dan mengikut kemahuan bermusyawwarah dengan baginda nabi.  Baginda sanggup menerima walaupun hanya tahun depan baru kaum muslimin diizinkan untuk mengerjakan umrah di Mekah.   

Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Maksudnya bahwa baginda nabi memandang jauh sekali ke hadapan. Bukan seperti kaum musyrikin yang hamiyyah jahiliyah yang hanya ingin menang di atas kertas tulisan saja. Dan bertitik tolak dari perjanjian itu, pada tahun hadapannya kaum muslimin telah benar-benar dapat masuk ke kota Mekah untuk mengerjakan umrah yang bernama Umratul Qadha, sebagaimana yang jelas nyata di dalam mimpi baginda.






Al Fath Ayat 27

Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.

Sewaktu sebelum perjanjian Hudaibiyah ditandatangani, iaitu sewaktu nabi masih lagi berada di Madinah, nabi telah bermimpi bahwa nabi dan para sahabat telah masuk ke kota Mekah dengan secara aman tanpa gangguan dari kaum musyrikin. Di antara para sahabat ada yang bercukur botak kepala merka dan ada juga yang bergunting rambut saja.

Mimpi ini telah dikhabarkan kepada para sababat-sahabat baginda. Menyebabkan mereka semua riang gembira mendengarkan mimpi itu. Sepetimana yang kita tahu bahwa mimpi seorang rasul adalah bukan mimpi mainan syaitan tetapi ianya adalah wahyu dari Allah . Dan mimpi tersebut adalah benar.

Setelah mendengarkan mimpi itu baginda nabi dan para sahabat pun keluarlah dari Madinah menuju ke kota Mekah untuk mengerjakan umrah dengan penuh gembira. Tetapi belum sampai lagi ke kota Mekah, hanya sampai di Hudaibiyah saja, mereka telah terhalang oleh kaum musyrikin dan dilarang masuk ke kota Mekah. Maka di sinilah berlakunya perjanjian damai iaitu Perjanjian Hudaibiyah.

Peristiwa nabi dan para sahabat dihalang ini telah menjadi modal dan kesempatan kepada orang-orang munafik untuk meletakkan keraguan di dalam hati para muslimin. Ramai di antara para sahabat yang berkira-kira untuk bertanya namun tiada siapa yang tergamak dan berani. Sehinggalah Umar Ibnu Khattab sendiri telah mengajukan pertanyaan kepada baginda nabi.

Umar mengatakan, "Bukankah engkau telah memberitahu kepada kami bahwa kami akan datang ke Baitullah dan melakukan tawaf padanya?" Nabi menjawab, "Benar, tetapi apakah aku menceritakan kepadamu bahawa kamu akan mendatanginya tahun ini?" Umar menjawab, "Tidak." Nabi s.a.w. bersabda, "Maka sesungguhnya kamu bakal mendatanginya dan tawaf padanya."  Dan perkara yang sama juga dinyatakan oleh Abu Bakar As-Siddiq r.a. ketika Umar bertanya kepadanya.  

Di sinilah terdapatnya perbezaan iman di antara Abu Bakar dan Umar. Abu Bakar percaya seratus peratus bhwa perkara itu akan terjadi, tetapi dia pun tidak dapat menentukan bilakah waktunya ia bakal terjadi. Dan kita pun harus ingat perkara yang serupa telah terjadi kepada Nabi Yusuf. Ingat tak lagi, sisters? Nabi Yusuf telah bermimpi bhawa matahari dan bulan dengan sebelas bintang telah menyembah di hadapannya. Ayah Nabi Yusuf iaitu Nabi Yaakob mengingatkan Nabi Yusuf supaya mimpinya itu jangan diberitahukan kepada saudara-saudaranya. Dan mimpi Nabi Yusuf itu barulah menjadi kenyataan setelah bertahun-tahun berlalu apabila Nabi Yaakob telah menjadi buta dan kemudian dapat melihat semula, dan mereka dikumpulkan di Mesir, dengan Nabi Yusuf telah menjadi pembesar yang memerintah kerajaan Mesir serta juga menjadi seorang nabi.

“sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. “
Allah nak bagitahu di dalam ayat ini bahwa apa yang baginda nabi mimpikan dahulu itu adalah benar-benar akan  direalisasikan oleh Allah. Ketahuilah bahwa mimpi seorang rasul adalah mimpi yang benar akan berlaku dan baginda tidak akan berdusta tentang mimpi yang dialaminya. Tetapi bukanlah mimpi masuk ke Masjidil Haram itu meramalkan bahwa mereka akan masuk ke sana pada tahun itu juga. Hanyasanya mimpi yang dilihat baginda itu adalah sekadar menggambarkan bahwa mereka akan masuk ke Masjidil Haram dan Allah akan melaksanakan sepertimana mimpi itu suatu hari yang ditetapkan nanti.

Bila tiba harinya kelak, semasa memasuki Masjidil Haram itu mereka akan masuk dalam keadaan aman dari gangguan musuh dan dapatlah mereka menunaikan ibadat umrah. Setelah itu sebahagian mereka akan melepaskan kain ihram (tahallul) dengan bercukur tambut di kepala iaitu membotakkannya dan ada juga sebhagian lagi yang cuma mengguntingnya saja. Mereka sedikit pun tidak takut semasa berada di Mekah dan juga semasa mereka keluar meninggalkan kota Mekah.

Ayat inilah juga yang menjadi dalil dan alasan kuat menunjukkan bhawa bila telah selesai mengerjakan umrah ataupun haji, setelah selesai mengerjakan ibadatnya, maka akan dicukurlah rambut ataupun digunting saja.  

Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.
Allah telah menjanjikan perdamaian Hudaibiyah dan penaklukan kota Khaibar terlebih dahulu, disegerakan sebagai kemenangan yang dekat untuk kaum muslimin yang bertakwa. Agar hati orang-orang yang beriman itu merasa lapang dan senang sebelum berlakunya penaklukan kota Mekah yang dijanjikan.








Al Fath Ayat 28

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Allah menguatkan benarnya mimpi baginda nabi itu dengan ayat ini yang menyatakan bahwa Rasulullah s.a.w. Itu sesungguhnya telah diutus oleh Allah untuk membawa petunjuk dan agama Islam kepada seluruh umat manusia. Rasulullah s.a.w. Juga diutuskan untuk menghapuskan seluruh syariat dari agama-agama lain dan menjadikan agama Islam sebagai agama yang paling unggul di muka bumi ini. Maka cukuplah Allah saja yang menjadi saksi ke atas kerasulan baginda nabi s.a.w.








Al Fath Ayat 29

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Ayat terakhir dari surah ini Allah nak bagtahu kepada para musyrikin yang menafikan kerasulan baginda nabi di dalam perjanjian Hudaibiyah tadi bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah RASUL ALLAH!. Utusan Allah yang sebenar-benarnya. Biarpun mereka tidak mahu mengakuinya semasa memeterai perjanjian dengan hanya menulis Muhammad bin Abdullah saja. Tetapi yang sebenar-benarnya baginda adalah Rasulullah. Jelas.

Dan setelah itu Allah menggambarkan pula tentang sikap para sahabat kepada baginda dalam menghadapi orang-orang musyrikin. Oleh kerana patuhnya para sahabat nabi ini kepada Allah dan nabi, maka sikap mereka kepada orang-orang yang engkar memanglah keras dan tegas sekali. Tiada tawar menawar dan tiada tolak ansur di dalam menghadapi orang-orang yang engkar sebegini. Walaupun orang kafir itu adalah saudara mereka sendiri. Tetapi sebaliknya hati mereka amatlah lembut dan saling menghormati sesama Islam mereka. Saling sayang menyayangi. Walaupun ikatan persaudaraan mereka hanyalah atas dasar persaudaraan sesama Islam saja.

Mereka besikap tegas dan keras kerana Allah dan mereka juga bersikap kasih mesra kerana Allah. Itulah semangat fanatik kerana akidah dan semangat toleransi kerana akidah. Mereka bertindak demikian bukan kerana nafsu dan bukan juga kerana kepentingan diri. Tetapi mereka tegakkan sentimen dan perasaan mereka, perilaku dan hubungan-hubungan atas dasar akidah mereka saja.

Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
Mereka ini adalah golongan yang rajin mengerjakan solat, iaitu sebaik-baik amalan yang menjadi alat penghubung dengan Allah secara ikhlas kerana Allah. Untuk mencari pahala yang banyak daripada Allah berupa rahmatNya dan juga keredhaanNya , iaitu syurga.

tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Tanda-tanda kebagusan, khusyuk dan tawadhuk ada terbayang di wajah mereka. Disebabkan banyaknya mereka sujud dan sembahyang kepada Allah. Kata Qurtubi, terbit di wajah mereka tanda-tanda, yang menunjukkan merka itu sujud pada sembahyang malam (tahajud) dan berjaga malam.

Sesungguhnya sesuatu yang bagus itu membayangkan adanya cahaya terang di dalam hati, berserinya wajah, keluasan rezeki dan rasa kasih bersarang di hati manusia. Makanya tidak ada apa yang dibuat dan yang dirupakan oleh seseorang, akan terbayang di lembaran mukanya. Seorang muslin apabila batinnya baik terhadap Allah maka sudah pasti Alalh akan memperbaiki zahirnya di hadapan manusia.

Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya;
Sikap keras terhadap orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama muslimin, memberpanyakkan solat dan sujud itu adalah sifat para pengikut nabi Muhammad s.a.w. Dalam kitab Taurat juga ada disebutkan hal yang demikian itu.

Begitu juga di dalam kitab Injil ada disebutkan bahwa mereka dimisalkan seperti tanaman yangmengeluarkan tunas. Bermakna sahabat-sahabat nabi s.a.w. Ini pada mulanya bialngan mereka adalah amat sedikit. Kemudian menjadi ramai menyebabkan mereka menjadi lama kelamaan menjadi semakin kuat dan teguh pendirian masing-masing sepertimana tegapnya sebatang pohon yang besar berdiri lurus.

tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).
Pohon tersebut menakjubkan hati para penanamnya apabila melihat ia tumbuh besar dan tegap serta lurus. Allah lah yang menumbuhkannya, sebagai membayangkan tentang kebangkitan umat Islam dengan ramainya bilangan mereka. Ianya bertujuan hendak menjadikan orang-orang kafir berasa berang dan geram kepada mereka kerana semakin hari telah semakin bertambah kuat kedudukannya.

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
Ini janji Allah kepada mereka yang beriman. Ayat ini ditujukan kepada para sahabat nabi. Tetapi secara umumnya ditujukan kepada semua manusia, sesiapa saja yang beriman. Tak kira siapa asalkan mereka beriman. Kita!

Allah kata sesiapa saja yang beriman kepada Allah dan Nabi Muhammad s.a.w dan yang beramal baik, Allah berjanji akan mengampunkan dosa mereka dan memberikan pahala yang banyak. Dan kelak mereka akan dimasukkan ke dalam syurga Jannatun Na’im. Maka sesiapa saja yang meniru dan mengikut perjalanan orang-orang yang beriman lagi soleh ini iaitu para sahabat nabi yang soleh, sudah pasti Allah akan memperlakukanya serupa seperti para sahabat juga.

Ingat baik-baik janji Allah ni, sisters! Jangan abaikan janji Allah ini.

Ya Allah! Kurniakanlah kami rasa kasih terhadap mereka para sahabat nabi, dan permudahkanlah kami jalan untuk mengikuti jejak para sahabat nabi. Amin Amin Ya Rabbal Alamin.