Monday, January 18, 2016

Surah Az Zumar Ayat 21 - 40







Az Zumar Ayat 21


أَلَمْ تَرَ أَنَّ الَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَامًا ۚإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

Allah menyuruh kita memerhatikan alam yang di sekeliling kita ini. Bahwasanya hidup di alam ini sangatlah bergantung kepada air. Dan air berkait dengan naiknya wap ke udara lalu akan menjadi hujan untuk menyirami kembali bumi yang kering. Kemudian tanah pula menjadi subur. Dan bila telah sampai di kemuncak subur, ia akan beransur kekuningan, dan kemudian beransur tua. Dan seterusnya ia menjadi lemah, layu dan menjadi hilang upaya, dan akhirnya mati.

Begitulah tanam-tanaman, begitulah juga binatang yang melata. Dan begitulah juga manusia. Alam sekitar ini pun begitulah juga. Cuma tinggal cepat atau lambat saja proses itu berlaku. Maka untuk manusia, pergantian hidup yang fana ini kelak akan dilanjutkan dengan hidup di akhirat yang baqa. Ini adalah janji Allah yang pasti.

Jadi kita sebagai makhluk yang berakal yang sihat, bandingkanlah perumpamaan yang telah diberikan Allah di dalam ayat ini. Semua tanaman dan binatang yang ada di dunia akan mati dan tidak kekal. Semua keindahan di dunia ini akan fana. Jadi sekiranya kita mahu mencari keindahan kehidupan yang kekal, maka carilah di akhirat sana. Di akhirat di mana kebahagiaan yang kekal dan tidak akan habis-habisnya. Itulah kebahagiaan yang abadi.









Az Zumar Ayat 22

أَفَمَنْ شَرَحَ الَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚفَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ الَّهِ ۚأُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.

Ayat ini pun bersifat pertanyaan tetapi pertanyaan yang berupa bantahan.  Bahwasanya orang yang dibukakan Allah hatinya menerima Islam, sehingga dada mereka jadi lapang, jiwa jadi tenteram tidaklah serupa dengan orang yang hatinya kesat, tertutup untuk menerima kebenaran.

Di dalam surah Al Baqarah ayat 257, dijelaskan bahwa orang-orang yang beriman itu pemimpinnya adalah Allah. Dan Allah telah mengeluarkan mereka ini daripada gelap gulita kepada terang benderang. Dan orang kafir yang menolak kepercayaan kepada Allah, mereka telah memilih pemimpin yang lain iaitu taghut. Taghut ialah berhala ataupun manusia yang didewa-dewakan.

Sebab itu maka lanjutan dari ayat ini berbunyi “ Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah.” Orang-orang yang mengambil taghut sebagai pemimpin mereka ini, mereka telah berada di dalam kesesatan yang nyata.







Az Zumar Ayat 23

الَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ الَّهِ ۚذَٰلِكَ هُدَى الَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚوَمَنْ يُضْلِلِ الَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya.

Yang dimaksudkan ialah ayat-ayat Al Quran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. itu. Dikatakan sebagai sebaik-baik kata, kerana susunan bahasanya yang mengatasi segala susunan bahasa yang pernah ada, baik di zaman ia diturunkan sehinggalah ke zaman sekarang ini.

Sebahagian ayat-ayatnya ada yang serupa dan mirip di antara satu sama lain, di dalam kebagusan susunannya, pengajarannya dan hikmatnya serta saling benar membenarkan pula. Ada juga ayat yang disebutkan dengan berulang kali mengenai janji dan ancaman, perintah dan tegahan, berita-berita dan hukum-hukum di dalam agama.

Apabila Al Quran itu dibacakan maka orang-orang yang mendengarnya akan gementarlah tubuhnya atau menggigil iaitu suatu perubahan yang berlaku pada kulit manusia yang tadinya tenang lalu bergetar menjadi seram sejuk. Seram sejuk kerana mendengarkan ancaman yang menakutkan dan azab yang menggerunkan. Atau gementar itu sebenarnya ialah hati, iaitu hati mereka kan kecut disebabkan takut kepada seksaan Allah.

Tetapi kemudian apabila dibacakan ayat-ayat yang mengandungi janji yang menggembirakan dan rahmat yang menyenangkan, maka kembalilah kulit mereka menjadi tenang semula. Dan hati mereka juga menjadi damai, lembut dan tenteram dan perasaan juga menjadi lapang.

“Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya.’
Itulah Al Quran yang merupakan sebaik-baik perkataan, wahyu dan firman menjadi petunjuk daripada Allah, yang diberikanNya kepada orang-orang yang disukaiNya dengan membukakan hatinya untuk menerima hidayah. Dan orang yang dihinakan Allah kerana tidak mahu beriman dan percaya kepada Al Quran , tidak ada jalan keluar bagi mereka dari kesesatan. Dan tidak ada kemudahan bagi mereka untuk melalui jalan yang benar.





Az Zumar Ayat 24 Hingga 26

أَفَمَنْ يَتَّقِي بِوَجْهِهِ سُوءَ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚوَقِيلَ لِلظَّالِمِينَ ذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ
24 - Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mu'min yang tidak kena azab)? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: "Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan".

كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ
25 - Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul), maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka.

فَأَذَاقَهُمُ الَّهُ الْخِزْيَ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖوَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ ۚلَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
26 - Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui.

Di sini Allah menyebutkan perbezaan antara orang yang sesat dengan orang yang mendapat petunjuk. Apakah semua manusia itu dapat disamakan? Jawabnya tentu sekali tidak. Orang-orang kafir itu akan dilemparkan ke dalam neraka dengan menyongsang menerusi mukanya dan tangan mereka dibelenggu ke tengkuknya. Dan di tengkuknya pula dibebankan dengan sebuah batu besar seumpama gunung mengeluarkan api yang menyala dan membakar mukanya. Sedangkan dia tidak berupaya menolaknya. Adakah orang yang begini hendak disamakan dengan orang mukmin yang bebas daripada seksaan?

Maka dikatakanlah kepada orang-orang yang zalim itu oleh malaikat penjaga neraka dengan kata-kata menempelak mereka dengan ejekan, “Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan”

Seksaan yang ditimpakan ke atas orang-orang kufur ini ada yang berupa azab dunia dan disusuli pula dengan azab di akhirat. Kepada mereka yang mendustakan RAsulullah ini mereka akan ditimpakan bala dan malapetaka yang berupa azab dengan secara tiba-tiba tanpa disedari yang menyebabkan mereka hidup di dunia menderita kehinaan. Setengahnya ada juga yang dijelmakan menjadi seperti binatang kera dan babi, ada yang dibenamkan sehingga musnah di dasar bumi, ada yang tewas terbunuh di dalam peperangan, ada juga yang ditawan menjadi hamba abdi dan sebagainya lagi. Inilah azab dunia.

Sementara di akhirat pula mereka itu akan menerima azab kesengsaraan yang lebih hebat lagi. Kalaulah mereka tahu yang demikian itu, tentulah merka akan mengambil iktibar daripadanya dengan tidak sekali-kali akan mendustakan rasul atau mencuaikan pengajaran yang rasul mereka sampaikan.







Az Zumar Ayat 27 Hingga 28

وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
27 - Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.

قُرْآنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
28 - (Ialah) Al Qur'an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.

Allah telah banyak membuat perumpamaan di dalam Al Quran yang diberikan kepada manusia terutamanya kepada orang-orang musyrik mengenai umat terdahulu, tujuan untuk menakutkan dan mengancam mereka. Semoga dengan itu mereka beringat dengan mengambil teladan dan pengajaran daripadanya lalu berusaha mengubah sikap merka dengan meninggalkan perbuatan mensyirikkan Allah.

Adapun Al Quran itu ialah kitab suci yang dibacakan kepada mereka dengan menggunakan bahasa Arab yang fasih lagi bermukjizat kerana melumpuhkan kebolehan tokoh-tokoh bangsa Arab yang petah bercakap dan ahli bahasa yang mahir lagi bijak, yang hendak menandingi dan meniru Al Quran. Dan mereka tidak mampu berbuat demikian.

“....... tidak ada kebengkokan (di dalamnya)...”
Maksudnya bersih lagi suci daripada mengandungi makna yang bertentangan. Kata Ibnu Abbas, “tiada terdapat pertelingkahan” kata Mujahid “ tiada mengelirukan” dan kata as Sudi ‘ bukan makhluk”. Demikian diriwayatkan dariapda Malik bin Anas.

Mudah-mudahan dengan bimbingan Al Quran,manusia akan takut menjadi kufur dan mendustakannya. Atau dengan sebab memahami pengajaran al Quran, mereka akan takut kepada seksaan Allah dan kembali mentauhidkanNya serta melepaskan diri dari amalan syirik.




Az Zumar Ayat 29

ضَرَبَ الَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚالْحَمْدُ لِلَّهِ ۚبَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
29 - Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Allah menyebutkan sebuah perumpamaan yang dapat menunjukkan betapa rosaknya aliran hidup kaum musyrikin dan buruknya carai pemikiran mereka.

Allah menggambarkan  yang seorang kuli yang mempunyai banyak bos. Macam-macam arahan diberi kepada hamba itu. Maka orang itu akan celaru kerjanya. Tak tahu yang mana satu dia nak ikut. Dia akan sentiasa ada masalah sahaja. Satu bos mahu pekerja buat A dan satu lagi bos mahu dia buat B pula. Tentulah tidak tenang sahaja perasaan pekerja itu.

Bandingkan keadaan ini dengan agama-agama lain yang ada banyak tuhan. Tuhan mana satu yang mereka kena ikut?

Kalau seorang anak yang mempunyai ibu bapa yang telah memberikan arahan berbeza, itupun sudah membingungkan anak itu. Dia tidak tahu manakah yang dia patut patuh. Dia akan merasa dirinya dalam salah sahaja. Nak puaskan hati emak atau hati ayah?

Adapun orang yang tidak menyembah selain Allah yang Maha Esa, dan melaksanakan kewajipan yang dibebankan kepadanya serta tahu perkara yang diredhai dan yang dimurkai Allah, tentulah jauh bezanya dia dari orang yang menyekutukan Allah.

Segala puji bagi Allah. Tiada yang lain yang layak untuk disembah melainkan Allah sahaja. Tetapi sebaliknya kebanyakan manusia itu tidak tahu untuk menetapkan puji-pujian untuk Allah, bahkan mereka memuji dan memuja selain Allah. Maka itulah sebabnya mereka menyekutukan Allah.





Az Zumar Ayat 30 dan 31

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
31 - Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).

ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ
31 - Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Tuhanmu.

Oleh kerana orang-orang kafir musyrikin itu tidak juga mahu menoleh kepada perkara yang hak, bahkan tidak ambil tahu langsung akan perumpamaan yang dibuat Allah untuk mereka, maka mereka diingatkan Allah bahwa mereka kesudahannya semua mereka akan mati juga. Tidak ada seorang pun yang dapat mengelakkan diri dari maut. Dan mereka akan dikembalikan juga kepada Allah.

Walau bagaimana besar pun mereka membantah, namun yang akan selamat dan akan berbahagia ialah orang-orang yang beriman, ikhlas dan bertauhid. Dan yang akan menderita ialah mereka yang kafir, tidak mahu percaya, menolak, membantah, mendustakan dan menyekutukan Allah.

Sesungguhnya bantahan mereka itu akan diulang tayangkan lagi di akhirat nanti. Tetapi ianya bukan lagi untuk menegakkan hujah pada diri masing-masing sepertimana di dunia, tetapi untuk menambahkan lagi keluhan bersalah dan penyesalan oleh mereka, mengatakan megapakah mereka tidak taat dan mengacuhkan seruan rasul semasa mereka hidup dunia dahulu.






Az Zumar Ayat 32

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَبَ عَلَى الَّهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءَهُ ۚأَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?

Allah menyebutkan tiada yang paling aniaya dariapda orang yang membuat dusta terhadap Allah seperti mereka kaum kafir musyrikin ini. Mereka menganggap ada lagi Tuhan yang lain selain dari Allah dan mendakwakan bahwa malaikat itu adalah anak perempuan Allah.

Mereka sesungguhnya telah berbuat aniaya kerana mendustakan agama yang hak yang dibawa oleh rasulNya untuk menyeru manusia supaya mentauhidkan Allah, menjalankan perintah syarak dan menghentikan larangan dan perkara yang diharamkan serta memaklumkan kepada mereka tentang adanya hari kebangkitan.

Lalu Allah mengancam orang-orang musyrik ini sudah pastilah neraka jahanam itu menjadi tempat tinggal orang-orang kafir yang tidak percaya kepada Allah dan menolak untuk membenarkan rasulNya.






Az Zumar Ayat 33 Hingga 35

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ ۙأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
33 - Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۚذَٰلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ
34 - Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik,

لِيُكَفِّرَ الَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ
35 - agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Ayat ini pula adalah tentang orang yang berlawanan dengan orang yang disebut dalam ayat sebelum ini. Iaitu orang-orang yang beriman di atas syariat yang Rasul mereka bawakan kepada mereka, beriman dan mengamalkan serta bertakwa. Orang-orang ini Allah telah menjanjikan pahala yang besar di akhirat nanti iaitu nikmat syurga yang akan menyenangkan hati mereka. Kesenangan yang tidak pernah dilihat dek mata, tidak pernah didengar dek telinga dan tidak terlintas dalam hati manusia.

Pendekata apa saja yang mereka sukai semuanya ada. Apa saja permintaan yang mereka pohon mesti Allah kabulkan di sana. Ini adalah kerana mereka ini telah menjalani hidup sepertimana yang digariskan Allah. Sentiasa mengikut petunjuk dari Rasul mereka. Mereka berhati-hati di dalam semua tindak tanduk perilaku mereka kerana mereka menyedari bahwa semuanya akan dipertanggungjawabkan dari sekecil-kecilnya hingga sebesar-besarnya di hadapan Allah nanti.

Oleh kerana ketaatan mereka kepada perintah Allah dengan setulus hati dan tidak berbelah bagi, Allah telah mengampunkan dosa mereka sehingga tidak kelihatan lagi walaupun dosa yang paling buruk. Tentu saja orang yang mengetahui bahwa dosanya yang paling buruk itu telah hilang telah diampunkan oleh Allah, ia akan merasakan satu kegembiraan yang tidak tergambarkan nikmatnya. Mereka juga akan diberikan pahala sebagai upah disebabkan amal kebajikan mereka.

Dalam ayat 35 ini didahulukan dengan perkataan menghapuskan dosa dari memberikan pahala. Ini menandakan kepada kita bahwa amat penting untuk kita mengelakkan dari dosa itu dahulu, menghapuskan dosa itu dahulu dan kemudian barulah kita melakukan perkara yang mendatangkan faedah dan kesenangan.  






Az Zumar ayat 36 Hingga 37

أَلَيْسَ الَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ ۖوَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ ۚوَمَنْ يُضْلِلِ الَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
36 - Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah, maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya.

وَمَنْ يَهْدِ الَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُضِلٍّ ۗأَلَيْسَ الَّهُ بِعَزِيزٍ ذِي انْتِقَامٍ
37 - Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab?

Ayat 36 ini cukup untuk menjadi perisai bagi hamba Allah yang beriman. Ayat ini bersifat pertanyaan, namun isinya ialah sebagai penjelasan dan keyakinan.

Orang yang beriman akan menjawab, demi pengalaman yang telah dialami semasa hidup, hanya iman percaya kepada Allah saja, tawakkal, ikhlas dan redha, menyerah bulat-bulat kepada Allah yang Maha Pencipta itulah pelindung yang sejati. Tidak ada tempat lain untuk berlindung kecuali Allah. Padahal Allah itu maha Berkuasa ke atas semuanya. Tidak ada yang bergerak atau pun diam kecuali dengan perintah dan izinNya.

Maka hanya Allah saja lah yang berhak diambil sebagai pelindung. Cukuplah Allah saja yang akan menghindarkan segala malapetaka dari menimpa orang-orang yang mahu mengabdikan diri mereka kepada Allah.

Orang-orang musyrikin ini, mereka menakut-nakutkan nabi Muhammad  s.a.w. dengan mengatakan bahwa berhala mereka kelak akan menimpakan bala ke atas nabi sekiranya nabi tidak berhenti dari mencerca berhala mereka. Ketahuilah sesungguhnya berhala mereka itu hanyalah patung tegak saja. Tidak berkuasa apa-apa pun. Berhala itu tidak akan dapat mendatangkan apa-apa manafaat mahupun mudharat kepada sesiapa pun jua. Dan siapa pun jua tidak akan dapat berbuat demikian sekiranya tidak diizinkan oleh Allah.

Siapa yang cintakan berhala dan memujanya serta melakukan perbuatan fasik, maksiat dan derhaka kepada rasul, mereka tidak akan diberikan Allah untuk mengikuti jalan yang benar. Bahkan Allah akan membiarkan mereka sesat, dan tidak ada harapan untuk diselamatkan lagi.

Dan barangsiapa yang diberikan Allah hidayah dan taufik iaitu kemudahan untuk berbuat ketaatan dan sentiasa beramal soleh, pasti tidak akan ada seorang pun yang dapat menyesatkannya sebagaimana tidak ada seorang pun yang dapat menghalang kehendak Allah. Maka “Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab?”





Az Zumar Ayat 38

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ الَّهُ ۚقُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ الَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ الَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ ۚقُلْ حَسْبِيَ الَّهُ ۖعَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.

Orang-orang musyrik ini memang sudah sedia tahu dan juga mengaku tentang wujudnya Allah sebagai Tuhan Yang maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana disebabkan adanya dalil yang menunjukkannya yang mereka tidak boleh engkari lagi. Mereka mengaku secara spontan bahawa jika sesiapa yang memerhatikan langit dan bumi dan segala isi yang ada di antara kedua ini, mereka akan mengakui bahwa yang menciptakan semua itu hanyalah Allah Yang Maha Berkuasa.

Tetapi sayangnya akal mereka telah terpengaruh oleh adat kebiasaan mereka. Akal mereka ditakluk oleh kepercayaan adat pusaka nenek moyang mereka turun temurun. Lalu mengenepikan akal yang waras, dan menjadi pak turut kepada semua adat tradisi yang tidak membawa manafaat kepada mereka  iaitu penyembahan berhala yang mereka amalkan berdasarkan kepada kejahilan mereka sendiri.

Allah menyuruh RasulNya mengeji perbuatan orang-orang musyrik dengan mengatakan, ‘terangkanlah kepadaku, dapatkah berhala yang kamu sembah untuk menolak bahaya jika Allah menghendaki supaya bahaya itu menimpa diriku? kalau sekiranya berhala tidak berkuasa menolak bahaya dari diriku , maka tidaklah patut kamu menyembah dan memujanya? Ataupun kalau sekiranya Allah menghendaki supaya aku mendapat rahmat, maka dapatkah berhala itu memberikan rahmat kepadaku?”

Di kala nabi bertanyakan soalan itu kepada kaum musyrikin mereka tidak dapat menjawabnya. Maka Alalh menyuruh nabi katakan lagi kepada mereka bahwa sudah cukuplah Allah saja yang dapt menolak segala mudharat dan memberikan semua manafaat. Dan bahawa baginda nabi tidak takut kepada berhala yang mereka telah takut-takutkan kepadanya itu.

Sesungguhnya hanya kepada Allah lah orang-orang beriman bertawakkal dan menyerahkan nasib diri mereka.






Az Zumar Ayat 39 dan 40

قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖفَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
39 - Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,

مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُقِيمٌ
40 - siapa yang akan mendapat siksa yang menghinakannya dan lagi ditimpa oleh azab yang kekal".

Allah mengancam dan menakut-nakutlan orang-orang musyrikin dan orang-orang yang mendustakan Allah melalui dua ayat ini. Allah kata pada mereka, kalau dah pendirian yang jelas salah itu hendak mereka pertahankan juga, dan seruan dakwah Rasulullah tidak mereka pedulikan, maka silakanlah mereka bekerja meneruskan keyakinan dan pendirian mereka itu. Dan bahwa nabi pun akan meneruskan pekerjaan dakwah mengikut keyakinan dan pendirian baginda juga. Nanti kelak, kita akan sama-sama lihat, siapakah di antara kita berada di pihak yang benar.  Dan siapakah yang akan menerima azab seksa yang akan membuatkan diri mereka menjadi hina. 










Surah Az Zumar Ayat 1 - 20









Pengenalan

Maksud dari nama surah ini adalah berombong-rombongan, beriring-iringan, berarak-arakan. Sama dengan perarakan besar beramai-ramai yang selalu kita lihat sewaktu menyambut hari kemerdekaan yang diadakan di Dataran Merdeka. Kalimah Az Zumar ini diambil dari ayat ke 71 dan 73 di dalam surah ini. Dan ianya mengandungi 75 ayat.

Di dalam surah ini, yang dimaksudkan dengan berombong-rombongan dan beriringan itu ialah ketika mana di hari kiamat kelak, setelah dihisab semua amal manusia selama hayat mereka hidup di dunia, maka keluarlah keputusan hukum dari Allah untuk mereka. Mereka yang didapati lebih banyak kejahatan daripada kebaikan, mereka itu kelak akan dihantar secara berombongan ke dalam neraka jahanam. Dan mereka yang didapati telah banyak kebaikan daripada kejahatan selama mereka di dunia, mereka ini pun akan dihantar secara berombong-rombongan ke dalam syurga.

Sebagai surah yang diturunkan di Mekah, sudah semestinyalah dasar dan asas perbincangan di dalam surah ini adalah mengenai akidah tauhid iaitu menyeru kepada menyembah Allah yang Satu dan tiada yang disembah selain Allah..

Ada pertalian intisari di antara permulaan surah ini dengan di akhir surah sebelumnya iaitu surah Sad. Di akhir surah Sad kalau sisters masih ingat, ayatnya yang maksudnya berbunyi begini, “ dan sesungguhnya pastilah kamu akan mengetahui beritanya beberapa waktu lagi.” maksudnya ialah Allah memberikan peringatan bagi seluruh alam bahwa kelak mereka itu, iaitu orang-orang yang masih kafir dan tidak mahu percaya itu, mereka dengan sendirinya akan tahu juga tentang berita yang telah dinyatakan di dalam Al Quran. Jadi di awal surah Az Zumar ini adalah sambungan kepada  peringatan yang dinyatakan di dalam  Al Quran tersebut.

Mari kita tadabbur bersama surah ini ye, sisters.







Az Zumar Ayat 1

تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ الَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
1 - Kitab (Al Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Allah memberitahu bahwa kitab Al Quran itu diturunkan oleh Allah. Allah yang turunkan kitab Al Quran. Kalau dah Allah sendiri yang menurunkannya maka siapa lagi yang berani menyanggah dan membantah akan betapa besar keterangan dan pengaruh yang ada di dalam Al Quran tersebut. Apatah lagi bila di dalam ayat pertama ini lagi dinyatakan tentang sifat-sifat Allah, iaitu Yang Maha Perkasa dan Yang Maha Bijaksana.

Maha Perkasa sehingga tidak ada satu kekuasaan pun yang akan dapat menyeleweng atau menyimpangkan kehendak Allah dari tujuannya. Dan Allah Maha Bijaksana sehingga yang menyebabkan para hambaNya tunduk dan menerima segala perintah dan laranganNya itu adalah kerana segala peraturan yang Allah tetapkan adalah bersesuaian dengan akal dan budi manusia. Dan lagi sekiranya ditaati perintahNya dan dijauhi laranganNya, akan pula menerima ganjaran yang lumayan yang tidak tergambar kehebatannya. Maka jelaslah di sini betapa kebijaksanaan yang Allah miliki itu tiadalah taranya.

Ayat tentang sifat-sifat Allah ini juga memberi ancaman kepada sesiapa saja yang menafikan kenyataan bahwa Allah itu yang menurunkan kitab AlQuran. Juga ancaman kepada sesiapa saja yang hendak menentang keterangan-keterangan dan hukum-hukum yang ada di dalam AlQuran.



Az Zumar Ayat 2

إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ الَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
2 - Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
Di dalam ayat kedua ini, dengan jelas sekali Allah telah membersihkan baginda nabi Muhammad s.a.w. dari tuduhan bahwa Al Quran itu dikarang oleh Nabi Muhammad s.a.w.  Jelaslah sekali bahwa Al Quran ini datangnya adalah dari Allah. Bukan karangan dari baginda nabi. Tetapi sebaliknya nabi telah menerima wahyu dari Allah yang diturunkan kepada baginda dengan perantaraan malaikat Jibril. Dijelaskan bahwa turunnya Al Quran ini adalah satu kebenaran, atau yang sebenar-benarnya benar.

Maka setelah jelas diberikan keterangan bahwa Al Quran itu adalah datang dari Allah, maka sepatutnya mereka sembahlah Allah. Jangan menyekutukan dengan yang lain. Sembahlah Allah secara ikhlas iaitu untuk memperolehi keredhaan Allah. Yang tidak dicampuri sedikit pun dengan tujuan keduniaan, riyak ataupun syirik.




Az Zumar Ayat 3


أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚوَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى الَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ الَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗإِنَّ الَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
3 - Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

Kata “Ingatlah,“ di dalam ayat ini adalah supaya manusia ingat dan ambil perhatian bahawa ianya adalah sangat penting. Allah itu Satu. Allah tidak bersekutu dengan apa-apa jua pun. Sebab itu maka tujuan Allah pun satu juga. Iaitu Allah itu saja. Itulah yang dirumuskan sepertimana kalimah “laa ilaha illallah” yang maksudnya tidak ada tuhan yang lain selain dari Allah.

Sebab itu maka di dalam ayat yang lain Allah kata agama di sisi Allah hanyalah Islam. Kalau tidak Islam maka tidaklah agama. Sebab erti Islam itu ialah penyerahan diri bulat-bulat kepada Yang Satu. Maka kalimah Islam, Tauhid dan Ikhlas adalah mengandungi satu maksud saja, iaitu tujuan agama yang murni kepada Satu Tuhan.

Kemudian dalam ayat ini juga Allah menegaskan tentang orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain. Mereka ini telah berkata untuk membela perbuatan mereka yang salah itu , bahwa  "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Di dalam pembelaan diri itu mereka mengakui memang Allah itu Esa. Dan Allah tidak bersekutu dengan yang lain. Tetapi kata mereka, kerana Allah itu sangat tinggi di atas sana, tidak dapat dilihat dan dicapai oleh mereka, maka tidaklah akan sampai orang yang semacam mereka yang hina dina itu untuk menggapai Allah, kalau dengan tidak adanya orang perantaraan atau pun orang pengantar.

Bahkan ada di kalangan orang musyrikin itu yang mengumpamakan Allah itu sebagai Raja Besar. Kata mereka, bahwa mereka tidak akan langsung dapat bertemu dengan Raja Besar kalau tidak terlebih dahulu mengadakan orang perantaraan, atau orang tengah yang dekat hubungannya dengan Raja Besar itu. Ini samalah perumpamaannya kalau seseorang itu berkehendakkan sesuatu kerja di sebuah organisasi besar. Dan pemohon yang memohon jawatan tersebut pula terlalu ramai. Maka ia akan merasa tentulah mereka tidak akan dapat jawatan kerja tersebut sekiranya kalau mereka tidak meminta tolong dari seseorang yang sudah sedia berjawatan di dalam organisasi besar itu. Jadi penyembahan mereka terhadap Allah dan berhala-berhala mereka pun disamakan seperti situasi inilah.

Sesungguhnya mereka ini telah berfikir dengan sangat salah. Mereka telah mengumpamakan Allah dengan makhlukNya sendiri, iaitu raja. Atau mungkin organisasi tadi untuk mendapatkan jawatan. Sedangkan raja-raja itu adalah manusia yang lemah, tidak ada bezanya dengan manusia-manusia yang lain.

Betapa bodohnya orang yang mencari perantara atau pengantar untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah. Padahal Allah itu sendiri telah membukakan pintuNya bagi seluruh hambaNya untuk mendekati Allah dengan tidak ada perantara. Subhanallah.

“Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. ”
Maksudnya bahwa keputusan Allah akan datang untuk menolak peribadatan yang seperti itu. Kerana itulah yang dikehendaki oleh Allah. Kemahuan Allah ialah agar makhlukNya yang bernama Insan itu mempunyai martabat dn kedudukan yang tinggi di antara sekalian makhluk yang diciptakan Allah.

Insan adalah khalifah Allah di muka bumi. Kalau mereka hendak mendekati Allah dengan memakai perantara, tidaklah bererti mereka itu Khalifah dan mereka sendirilah yang menjatuhkan martabat kemanusiaan mereka. “Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.”

Orang yang pembohong ialah orang yang sengaja menutup hatinya dari menerima kebenaran. Sebab itu maka yang terlebih dahulu yang mereka bohong ialah diri mereka sendir dulu. Orang yang pembohong seperti itu sukarlah akan dapat dimasuki oleh petunjuk Allah. Demikian juga orang yang Kaffar, iaitu sangat kafir. Iaitu orang yang mencari segala usaha untuk menolak kepercayaan akan adanya Allah dan kekuasaanNya yang mutlak.





Az Zumar Ayat 4


لَوْ أَرَادَ الَّهُ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا لَاصْطَفَىٰ مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚسُبْحَانَهُ ۖهُوَ الَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
4 - Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Penakluk.

Ayat ini adalah berupa berdebatan. Maksudnya kalau memang Allah itu mahukan anak, tentulah Dia yang menentukan dan memilih mana yang disukai di antara segala makhluk yang Dia ciptakan. Kerana kehendakNya adalah bebas dan berleluasa, tidak perlu dan tidak berhak sedikit pun ditentukan oleh orang lain. Apatah lagi kalau orang lain itu adalah hamba-hambaNya dari kalangan makhlukNya sendiri.

Tetapi Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam adalah Maha Suci dari keinginan untuk mempunyai anak. Tidak seorang pun yang berhak menentukan atau memilihkan manusia yang akan menjadi anak tuhan. Maha Suci Allah! Kerana adalah barang mustahil Allah itu beranak. memungut anak pun tidak, kerana semua itu adalah sifat makhlukNya yang terjadi atas kehendakNya. Allah adalah Maha Esa! Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan Allah tidak memerlukan anak yang akan menerima pusaka atas kekayaan Allah di alam ini, “Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Penakluk.”

Segala sesuatu yang Allah takluki, semuanya tunduk tidak dapat membantah. Dari yang sekecil-kecil sehinggalah ke sebesar-besar taklukan semuanya menjalani aturan yang Allah gariskan. Mahu atau tidak, dan tidak ada yang tidak mahu.




Az Zumar Ayat 5

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖيُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ ۖوَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖكُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗأَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
5 - Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Dengan menunjukkan sifat Allah Maha Perkasa, kita diinsafkan bahwa tidak ada sesuatu kekuatan pun di dalam alam ini yang dapat menandingi wibawa dan peraturan Allah. Perkara itu kita boleh saksikan sendiri pada alam ini. Pada matahari dan bulan, pada tiupan lembut dan kerasnya angin, pada gulungan ombak, pada setiap naiknya wap ke udara kemudian menjadi awan kemudian menjadi berat dan hitam, lalu turun menjadi hujan. Demikianlah juga keperkasaan dan penaklukan Allah terhadap yang lain.

Mungkin ada di antara kita yang telah terlupa ataupun telah terlalai bahwa Allah itu Maha Perkasa, lalu kita langgar peraturanNya. Dan kita pun mendapat kecelakaan dan sengsara. Kita melarat. Kita kecewa dan kita pun mula insaf. Lalu menyesal. Kita mula berusaha untuk kembali ke jalan yang benar. Maka kita pun memohon dengan bersungguh-sungguh agar kita diberikan keampunan. Mula menjalani ibadah mentaatiNya dan menjauhi laranganNya. Kita pohon dengan bersungguh-sungguh dan berserah pada Allah Yang Esa.

Di saat itu jugalah Allah Yang Maha Perkasa itu dengan segera akan memberikan keampunanNya.  Ini adalah kerana kasih sayangNya dapat mengatasi akan segala murkaNya.  

Sisters, selami dalam-dalam ayat-ayat ini. Pasti sisters akan mengalirkan air mata. Tidak ada yang menyayangi kita lebih dari Allah menyayangi kita.







Az Zumar Ayat 6

خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۚيَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚذَٰلِكُمُ الَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۖلَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖفَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
6 - Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Nabi Adam), kemudian Dia menjadikan daripadanya – isterinya (Hawa); dan Dia mengadakan untuk kamu binatang-binatang ternak delapan ekor: (empat) pasangan (jantan dan betina). Dia menciptakan kamu dalam kandungan ibu kamu (berperingkat-peringkat) dari satu kejadian ke satu kejadian. Dalam tiga kegelapan. Itulah Allah, Tuhan kamu; bagiNyalah segala kekuasaan yang mutlak; tiada Tuhan melainkan Dia; oleh itu bagaimana kamu dapat dipesongkan?

Pada pangkal ayat ini dapat kita renungkan lebih dalam. Kita renungkan pada diri kita sendiri. Diri kita saja. Alone maksud orang Inggeris. Apabila kita renungkan yang diri kita ini, asal dari keturunan yang sama, maka kita sepatutnya melihat kepada persamaan antara kita. Jangan kita lihat kepada perbezaan. Maka, sepatutnya kita dapat merasa apakah kesusahan yang dialami oleh orang lain, oleh bangsa lain. Kerana kita semua adalah bersaudara belaka, asal dari punca yang satu: Nabi Adam. Apabila kita faham konsep ini, maka akan timbul sifat perikemanusian yang tinggi dalam diri kita.

“kemudian Dia menjadikan daripadanya – isterinya (Hawa);” Maksudnya bahwsanya yang dijadikan Allah untuk menjadi isteri dari manusia lelaki itu adalah dari sesama manusia juga. Sebab itu maka pada hakikatnya mereka manusia ini adalah satu. Barulah lebih bermakna hidup mereka sekiranya mereka bersatu.

“Dia mengadakan untuk kamu binatang-binatang ternak delapan ekor: (empat) pasangan (jantan dan betina).:”
Iaitu lapan jenis binatang yang berpasangan (diterangkan dalam surah al-An’am – iaitu unta jantan betina, lembu jantan betina, domba jantan betina dan kambing jantan betina). Sepertimana manusia ada lelaki dan perempuan, begitu juga Allah jadikan untuk binatang ternak itu, jantan dan betina.
 
Allah dengan sifat RahmanNya telah memberikan binatang-binatang ini sebagai binatang ternak supaya mudah kita mengendalikannya dan kita senang mengambil manfaat darinya. Dengan empat pasangan binatang itu kita gunakan untuk dagingnya, susunya, kenderaannya dan berbagai lagi kegunaan untuk kehidupan kita.

“Dia menciptakan kamu dalam kandungan ibu kamu (berperingkat-peringkat) dari satu kejadian ke satu kejadian. Dalam tiga kegelapan..”
Ciptaan pertama bergabungnya manis dari kedua pihak lelaki dan perempuan lalu menjadi nutfah. Kemudian itu menjadi segumpal darah ‘alaqah dan kemudian menjadi daging dipanggil mudhghah. Selama dalam tiga masa itu, nutfah, alaqah dan mudhghah, kandungan masih dalam tiga suasana gelap, gelap dalam rahim, gelap dalam kelongsong air ketuban, dan gelap dalam perut ibu itu sendiri. Meskipun keadaan telah berubah tiga kali, namun gelap masih tetap dalam tiga lapis selama ia belum lahir.

“Itulah Allah, Tuhan kamu; bagiNyalah segala kekuasaan yang mutlak; tiada Tuhan melainkan Dia; ‘
Itulah Allah Tuhan kamu! Yang bagiNyalah segala kekuasaan. Maksudnya tidaklah ada kekuasaan lain yang sanggup berbuat demikian. Iaitu dari beberapa titis ari bercampur dalam perkembangan tidak cukup masa sepuluh bulan dapat keluar menjadi manusia. Maka kekuasaan begitu meliputi pula pada bahagian yang lain pada alam ini. Pada ternakan jantan betina, pada tumbuh-tumbuhan yang berasal dari biji yang kecil menjadi pohon yang besar. Pada perbatasan air laut di kuala sungai yang terbatas di antara air tawar dengan air masin. Dan lain-lain lagi yang bermacam-macam kejadian yang boleh direnungkan dan diperhatikan.

Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Tida ada yang lain yang berkuasa melainkan Allah yang Maha Berkuasa dengan sendiriNya. Tidak ada yang lain yang patut disembah dan dipuja. Hanya Dialah saja yang berhak untuk disembah dan dipuja.  Maka  “oleh itu bagaimana kamu dapat dipesongkan?”

Maksudnya ialah bahwa kalau kita berfikiran sihat, jalan itulah yang akan kita tempuh. Iaitu jalan As Siratal Mustaqim. Kalau kita terpesong dari jalan berfikir dengan sihat itu, maka sudah pasti kita akan tersesat. Dan yang menyesatkan kita adalah bukan orang lain. Tetapi diri kita sendiri yang bodoh dan tidka berfikir dengan jalan orang berfikiran sihat. Maka mohonlah petunjuk dari Allah agar kita jangan sampai terpesong dari jalan yang benar itu.







Az Zumar Ayat 7



إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ الَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۖوَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖوَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗوَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ۚإِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
7 - Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu maka Dialah yang akan memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu.

Allah menerangkan bahwa Allah itu bersifat kaya iaitu tidak berhajatkan sesuatu kepada makhlukNya. Dan Allah tidak memerlukan keimanan dan kesyukuran mereka. Sekiranya manusia itu engkar tidak mahu beriman, tidaklah menjadi apa-apa yang menyusahkan kepada Allah sedikit pun. Walaupun seluruh jin dan manusia di atas muka bumi ini menjadi jahat semuanya, ianya tidak akan menjejaskan kerajaan Allah barang sedikit pun. Maka janganlah disangka bahwa Allah lah yang sangat mengharap akan ketaatan makhlukNya, sehingga jika makhlukNya tidak mentaatiNya maka Allah akan rugi. Itu adalah satu persangkaan yang salah.

Di dalam surah Al Hujurat ayat 17 juga ada menyebut, Allah mengingatkan orang-orang yang baru masuk Islam, bahwa janganlah mereka merasa diri mereka penting kerana masuk Islam. Janganlah mereka merasa dengan masuknya mereka ke dalam Islam itu, Allah dan Nabi Muhammad akan merasa ianya sebagai satu keuntungan yang besar, sebab mereka telah masuk Islam. Allah mengingatkan mereka agar jangan membanggakan diri mereka kepada Allah, tetapi sebaliknya mereka lah yang sepatutnya bersyukur keapda Allah kerana Allah telah memberikan mereka petunjuk dengan iman iaitu iman mereka yang sebenar-benar iman. Harus dikikis perasaan membanggakan diri bahawasanya ‘aku adalah sangat penting dalam Islam.”

Perasaan begitu juga adalah salah. Allah tidaklah memerlukan kepada makhlukNya. Kekafiran mereka tidaklah akan merugikan Allah. Meskipun jika mereka kafir Allah itu tidak akan rugi walau sebesar zarah pun, akan tetapi Allah tidaklah redha jika sekiranya mereka kafir. Kerana kalau mereka kafir, mereka yang akan celaka.

Allah itu mempunyai sifat Rahman dan Rahim dan Waduud, iaitu Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Penyantun. Alangkah senang dan redha kalau Alalh melihat mereka berbahagia dan alangkah kasihan kalau Allah melihat mereka celaka. Tanda kasih sayang dan santunNya itulah maka Allah kirimkan utusan Nya  dan diturunkan wahyuNya untuk memimpin para makhlukNya.

“dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; “
Ini adalah kerana kesyukuran itu adalah sebagai bukti darpada fikiran manusia yang cerdas dan kesedaran sebagai manusia sejati. Manusia yang berakal dan berbudi pastilah mensyukuri tiap-tiap nikmat yang dianugerahkan oleh Allah. Sedangkan pertolongan sesama manusia lagi diterima dengan rasa syukur dan berterima kasih yang tidak terhingga inikan pula dari Allah Pencipta seluruh alam semesta. Ini adalah kerana Allah itu adalah Ilah yang kita ertikan sebagai Tuhan, dan Rabbun yang juga kita ertikan sebagai Tuhan walaupun dasar ertinya adalah pemelihara. Allah sebagai Rabb yang mendidik budipekerti manusia supaya tahu bersyukur.

“dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. ‘
Okay, ini pun satu peringatan penting bagi kita manusia agar kita belajar untuk bertanggungjawab di atas setiap perbuatan kita sendiri. Kalau ada seorang guru misalnya yang kata bahwa dia dapat menjamin dan menanggung dosa muridnya asalkan muridnya setia menjadi pengikutnya, meskipun muridnya mengikut dengan cara membuta tuli, ajaran itu tetap salah.

Islam mendidik kita membangkitkan tenaga sendiri dengan meminta petunjuk terus dari Allah saja. Kita tidak boleh bergantung kepada keturunan atau pun asal usul kita daripada nasab yang mulia dan baik. Kerana asal keturunan itu tidak akan dapat menolong kita. Walaupun kita berketurunan orang-orang soleh ataupun dari keturunan nabi sekalipun.

Sedangkan nabi Muhammad s.a.w. pun ada mengingatkan kepada seluruh keluarganya agar jangan mereka menggantungkan nilai hidup mereka kepada semata-mata hubungan keluarga dan keturunan dengan Rasulullah. Bahkan anak kandung baginda sendiri, Siti Fatimah, juga diberikan peringatan , bahwa kenabian dan kerasulan baginda itu tidak akan dapat menolong anaknya itu melepaskan diri dari tuntutan Allah jika dia berbuat dosa.

Malah di dalam ayat 30 surah Al Ahzab, Allah telah mengingatkan kepada isteri-isteri Nabi Muhammad s.a.w. bahwa sekiranya mereka berbuat perbuatan yang salah dan berdosa, maka azab yang mereka akan terima adalah dua kali ganda dari mukminin yang lain.

“Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. ‘
Allah nak bagitahu bahwa kita sebagai manusia insani ini hanya singgah sebentar saja di atas bumi ini. Kita datang atas kehendak Allah, nyawa kita dahulu tersimpan di dalam perbendaharaan Allah lalu diberikan tubuh setiap seorang. Apabila sampai waktunya, kita pun akan dipanggil untuk pulang semula. Tubuh kita pun akan dikembalikan semula kepada tanah, kerana tubuh kita itu berasal dari tanah. Dan nyawa iaitu roh kita pun dikembalikan pula ke dalam perbendaharaan Allah. Pulang bersama catatan amalan yang telah kita perbuat selama di dunia. Amalan itulah sebagai pusaka yang akan menjadi bekal kita di hadapan Allah semasa di akhirat nanti.   

“.....maka Dialah yang akan memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Maka segala perbuatan yang kita kerjakan di dunia ini tidak ada yang luput dari catatan dan perhatian Allah. Maka Allah lah yang akan memberitahukan nilai dari amal perbuatan kita semasa di dunia. bukan manusia dan bukan siapa-siapa.  Boleh jadi ada perbuatan kita yang kelihatan di pandangan mata manusia adalah perbuatan yang baik dan dipuji orang. Padahal kita waktu mengerjakannya itu bukanlah dengan tulus ikhlas. Tetapi semata-mata untuk mendapat penghormatan dan pujian dari manusia. Maka di akhirat kelak rahsia itu akan dibuka oleh Allah.

Ataupun sebaliknya kita sudah bekerja dengan niat yang ikhlas, namun manusia tidak menermanya dengan masih. Mereka menganggap serong, ianya tidak ikhlas dan bermotifkan sesuatu yang jahat dan buruk. Maka di akhirat kelak Allah akan mengubati jerit perih kita, Allah bagi penghargaan, Allah memberikan pengakuan bahwa perbuatan kita yang dahulunya itu adalah benar-benar ikhlas dan untuk agama yang murni dan untuk Allah.   

“Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu.’
Hujung ayat ini memberi peringatan kepada setiap orang yang beriman. Ingat baik-baik. Bahwa kelak kita akan berhadapan dengan Allah di akhirat nanti. Allah tahu apa saja yang ada di dalam hati kita. Di dalam fikiran kita. Kita ikhlas atau tidak, kita hanya mencari pujian atau tidak, kita jujur atau tidak, kita bekerja kerana Allah atau tidak, Allah tahu semuanya! Semuanya Allah tahu!

Maka dengan itu tidak usahlah kita berkecil hati sekiranya kita bekerja dengan baik dan jujur tetapi masih lagi ada yang tidak mahu menerima kita. Masih lagi ada yang memandang serong perbuatan kita. Masih lagi ada masyarakat yang menghina kita. Ataupun tidak usahlah kita membasuh muka membuat pengakuan atau pun iklan menyatakan bahwa amal jariah kita, sedekah kita umpamanya, pertolongan kita contohnya, adalah semata-mata kerana Allah, untuk membela diri kita dari dihidu niat sebenar di hati kita. Kerana apa yang ada di dalam dada Allah telah ketahui!




Az Zumar Ayat 8


وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚقُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖإِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
8 - Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan ni`mat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".

Allah menyebutkan salah satu dari kelemahan manusia. Sewaktu manusia ini  kuat, sihat, cukup wang belanja, dia lupa kepada Allah. Termasuk di ketika muda remaja. Tetapi apabila sesuatu mala petaka menimpa dirinya, barulah terasa olehnya bahwa dia tidak ada daya upaya sedikit pun untuk mengelakkan diri dari malapetaka itu. Di waktu itu barulah dia menyerah, barulah ingat kepada Allah. Dan mulailah dia menyeru kepada Allah, berdoa kepada Allah, bermunajat, mengeluh dan mengadu nasib kepada Allah, memohon agar dilepaskan dari kesulitan itu. Waktu itu benar-benar dia ikhlas, benar-benar dia kembali kepada Allah.

“kemudian apabila Tuhan memberikan ni`mat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu,”
Kedua inilah gejala dari jiwa yang kosong dari iman. Bila datang kesusahan, meraung memekik minta tolong, memanggil Tuhan, menyeru, berdoa,menyerah dan kembali kepada Allah. Tetapi kemudian apabila keadaan telah bertukar, duka diganti dengan suka, mulailah lagi mereka lupa bahwa kalau yang mendatangkan malapetaka dahulu itu adalah Allah dan kepada Allah dia menyeru dan nikmat itu adalah juga datang dari Allah, bukan yang lain.

Bahkan ada yang lebih jahat lagi. Mereka sekutukan pula Allah dengan sembahan yang lain. Mereka mendakwa bahwa terlepasnya mereka dari malapetaka itu adalah kerana pertolongan berhala-berhala mereka bukannya Allah. Ada juga yang mendakwa bahwa pertolongan itu adalah semata-mata dari keramat tertentu ataupun kubur wali tertentu. Semuanya itu “dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya.”
Begitulah perangai manusia yang kufur tidak berterima kasih kepada Allah. Waktu susah saja teringat padaNya waktu senang melupakanNya.

Maka diperintahkan Allah kepada RasulNya menyuruh sampaikan peringatan kepada mereka itu “Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka". Kekafiran dan penipuan yang demikian itu hanyalah akan berlaku sementara saja. Paling lama pun selagi mereka masih hidup. Kemudian mereka pasti akan mati juga nanti.

Tadi di ayat sebelum telah dikatakan bahaya setiap perbuatan dan amalan di dunia akan dinilai baik buruknya oleh Allah sendiri di akhirat nanti. Namun amalan musyrik ini sejak dari dahulu lagi, sudah berkali-kali disebutkan tentang pembalasannya di dalam Al Quran ini bahawa kaum musyrik ini akan dihumban ke dalam neraka. Jadi tunggulah kedatangannya pasti akan tiba juga.




Az Zumar Ayat 9


أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗقُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗإِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
9 - (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Allah menanyakan, manakah yang lebih baik orang yang mengadakan sekutu bagi Allah atau orang yang beribadat? Allah membandingkan seorang yang beribadat sepanjang malam dengan orang yang sifatnya telah diterangkan sebelum ini – tidak ingat Allah apabila dalam keadaan senang, tapi apabila susah, barulah nak buat ibadat. Allah bandingkan dengan sifat seorang mukmin yang sentiasa ingat dan beribadat kepada Allah, samada dalam keadaan senang atau susah. Jadi Allah tanya, yang manakah yang lebih baik kehidupannya, orang yang sentiasa beribadatkah ataupun orang yang menyekutukan Allah?

Sebenarnya dasar dari semua ilmu pengetahuan adalah mengenal Allah. Tidak kenal Allah samalah ertinya dengan bodoh. Kerana walaupun ia berpengetahuan, tetapi ia tetap juga bodoh kerana tidak mengenal Allah. Sebab dia tidak tahu akan ke mana diarahkannya ilmu pengetahuan itu yang ia dapat itu. Walaupun ilmu pengetahuannya sampai ke langit, namun ianya cumalah kecerdasan otak saja. Belum mencukupi kerana tidak adanya tuntunan jiwa yang meresap ke hati. Apa yang menjadi tuntunan jiwa yang dapat meresap ke hati itu? Iman! Iman adalah tuntunan jiwa yang akan menjadi pelita bagi semua ilmu pengetahuan. Dengan adanya iman semua ilmu pengetahuan itu dapat digunakan dengan jalan yang betul ke arah mencapai suatu nikmat yang paling bermanafaat dan paling indah sekali iaitu mendekati Allah.





Az Zumar Ayat 10


قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚلِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَأَرْضُ الَّهِ وَاسِعَةٌ ۗإِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
10 - Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Ini adalah perintah dari Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. supaya menyampaikan kepada hamba-hambaNya, Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang beriman itu disuruh pula agar mereka bertakwa. Di sini jelaslah bahwa di antara iman dan takwa itu adalah saling lengkap melengkapi. Beriman ataupun percaya saja belumlah cukup, sebelum dilengkapi dengan takwa, iaitu mengadakan hubungan dan memelihara hubungan dengan Allah.

Takwa adalah untuk memupuk iman. Amal yang soleh adalah bukti kepada iman dan buah kepada takwa. Orang yang bertakwa selalu berusaha untuk mengisi hidup mereka dengan amal yang soleh. Orang-orang yang suka berbuat baik di dunia dia pasti mendapat ganjaran yang baik pula samada di dunia ataupun di akhirat.

Ganjaran di dunia ialah berupa kesenangan hati, kelapangan dada, kesihatan badan. Ataupun penghormatan dan pujian dari masyarakat. Semua ini adalah ganjaran di dunia. Dan ganjaran di akhirat pula tentulah lebih lagi.

Dan bumi Allah itu adalah luas
Maksudnya di sini adalah Allah nak bagitahu bahwa bumi yang Allah jadikan ini adalah luas terbentang. Kalau di satu tempat seseorang itu tidak dapat mengembangkan kebajikan dan amalannya, maka dia boleh berpindah ke tempat lain supaya dia kembangkan kebajikan dan amalannya. Ayat ini sudah memberi isyarat kepada muslim di Mekah bahawa mereka akan berhijrah ke tempat lain.

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.’
Allah memberitahu kita dalam ayat ini bahawa perjuangan dalam Islam adalah berat – memerlukan kesabaran yang tinggi dan ketabahan yang tidak kurang. Tapi kesabaran mereka itu amat berbaloi dan akan dibalas Allah dengan pembalasan kebahagiaan dan kenikmatan yang tidak terkira banyaknya.







Az Zumar Ayat 11 Hingga 15

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
11 - Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.. supaya baginda menyampaikan secara terus terang kepada kaumnya iaitu kaum Quraisy itu tentang pendirian dan akidah baginda. Iaitu bahwa baginda telah diperintahkan untuk mengabdikan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Esa. Seluruh gerak hidup dan perjuangan baginda adalah dari kesedaran ataupun dari niat. Dan seluruhnya itu adalah agama dan tujuannya hanyalah satu saja iaitu Allah. Bersih, suci dan tidak dikotori oleh kehendak-kehendak yang lain.

Nabi katakan kepada kaumnya itu walaupun mereka sedarah sedaging, seketurunan hidup serumpun bersama namun pegangan hidup baginda berbeza dengan pegangan hidup kaum baginda. Mereka menyembah berbagai macam berhala, ada yang besar, ada yang kecil dan beratus-ratus yang lain lagi. Namun baginda nabi terlepas dari semua itu.


وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ
12 - Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri".
Tegas baginda lagi segala yang diperintahkan Allah supaya baginda sampaikan kepada kaumnya dan seluruh umat manusia, bagindalah yang wajib terlebih dahulu memulainya. Baginda yang lebih dahulu yang berjalan di permulaan, lalu baginda ajarkan kepada mereka. Baginda sebagai menjadi contoh kepada umat manusia. Ianya sebuah agama yang murni menuju Tuhan semata-mata


قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
13 - Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku"
Ayat ini pun menjelaskan lagi bagaimana berat tanggungjawab baginda sebagai seorang rasul. Baginda tidak boleh mundur selangkah. Di dalam perkara akidah tidak ada yang boleh dibuat main-main. Nabi mesti berterus terang mana yang salah dan mana yang benar. Kalau tidak disampaikannya, maka berdosalah baginda. Dan besarlah azab yang akan diterima baginda di akhirat nanti. Bahkan pernah baginda mengatakan, meskipun matahari diletakkan di sebelah kanannya dan bulan di sebelah kirinya tetapi baginda tidak akan berhenti dalam perjuangannya. Sampailah Allah menentukan siapa di antara mereka yang menang. Mereka yang kufur kah ataupun nabi.



قُلِ الَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي
14 - Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku".
Ayat ini adalah penjelasan lagi dari ayat 11 tadi. Diulang-ulang ayat ini sebab ayat ini penting sangat. Ianya hendak menjelaskan lagi bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan oleh baginda nabi itu adalah berupa agama. Dan agama itu hanyalah semata-mata murni hanya untuk Allah. Tidak ada persembahan dan pengabdian kepada yang lain hanyalah Allah saja.


فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ ۗقُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗأَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
15 - Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
Maksud dari ayat ini bukanlah bahwa nabi benar-benar menyuruh mereka menyembah yang lain. Tetapi ianya sebagai tentangan. Nabi telah menjelaskan pendirian baginda bahawa Allah adalah Tuhan yang layak untuk disembah. Hanya Allah saja. Dan agama yang murni hanyalah agama yang menuju kepada Allah yang satu saja. Kalau mereka tidak mahu menuruti seruan baginda nabi, maka mereka bolehlah terus menyembah apa yang mereka suka untuk sembah sekarang ini.  "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Kerana kiamat itu pasti akan datang dan kehidupan yang sekarang ini pasti akan berakhir dan tidak berulang lagi.

Sebab itu kalau mereka telah terlanjur berbuat salah tidaklah akan diperbaiki lagi. Kerana mereka tidak akan dapat mengulang hidup yang telah lalu. Dan apa yang mereka akan perolehi adalah sebuah kerugian yang nyata.

Memang sangat nyatalah kerugian bagi barangsiapa yang mengabdi dan menyembah benda lain selain dari Allah. Sebab yang selain dari Allah itu tidak berkuasa apa-apa pun, tidak akan sanggup membalas amal yang baik dengan kebaikan. Dan semua amalan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah nanti. Dan sekiranya mereka telah menyembah yang lain selain dari Allah, itu merupakan satu kesalahan yang sangat nyata dan besar. Maka di atas kesalahan itu hanya menyebabkan mereka akan ditimpa azab dan seksaan.







Az Zumar Ayat 16


لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ۚذَٰلِكَ يُخَوِّفُ الَّهُ بِهِ عِبَادَهُ ۚيَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Wahai hamba-hambaKu, maka bertakwalah kamu kepada-Ku.

Di ayat ini dan seterusnya Allah jelaskan bagaimana azab seksaan yang akan mereka terima nanti. Di bahagian atas dan bawah mereka adalah azab daripada api. Berlapis-lapis api itu membakar sekeliling mereka.

Demikianlah Allah menakut-nakutkan hamba-hambaNya dengan azab itu. Allah menakut-nakutkan mereka bukan seperti orang tua menakut-nakutkan budak-budak kecil dengan hantu yang sememangnya tiada. Tetapi Allah menjelaskan tentang bahaya yang akan mereka hadapi kelak, kalau mereka terlanjur melakukan kesalahan dan tidak bertaubat dan akhirnya membuatkan mereka sampai ke sana. Mereka sudah tidak dapat mengelakkan diri lagi dari azab yang tak terperi ini.

Suruhan bertakwa di hujung ayat ini tidaklah tepat kalau diertikan sebagai ‘takutlah kepadaKu’ kerana sebelum itu Allah telah menjelaskan bahwa Allah mentakut-takutkan hamba-hambaNya dari bahaya yang menimpa jika mereka tidak berhati-hati dari mula. Seruan Allah di hujung ayat ini, “ Wahai hamba-hambaKu, maka bertakwalah kamu kepada-Ku.” Ayat ini bukan lagi berisi ancaman tetapi untuk memanggil hamba-hambaNya yang semuanya Dia kasihi, sayangi dan cintai, agar segera melindungi diri dengan Allah. Jangan melupakanNya sehingga perjalanan di dunia ini dilakukan dengan memohon kepada perlindunganNya.

Sisters yang dikasihi,
Apabila kita baca hujung ayat ini, ‘Wahai hamba-hambaKu,” seakan-akan Allah bercakap dengan kita, marilah ke mari, bernaunglah di bawah payungKu, berlindunglah kamu di bawah perlindunganKu, kasih sayangKu.  Sekelumit kasih sayang yang demikian dipercikkan oleh Allah kepada kita hambaNya, umpama seperti seorang ibu yang mempunyai anak yang sedang nakal dan manja. Si anak dimarahi ibunya lalu merajuk, lalu pergi entah ke mana. Sudah senja baru si anak pulang. Si ibu gelisah menanti si anak tetapi tidak ditunjukkannya pada wajahnya. Pintu ditutup kerana hari sudah malam. Walaupun si ibu memejamkan mata untuk tidur tetapi si ibu tidak tidur menunggu si anak yang tidak pulang. Segala gerak geri di luar rumah didengarnya dengan hati-hati. Dia mendengar bunyi anaknya sudah pulang. Si anak ketakutan untuk masuk ke rumah bimbang dimarahi ibu lagi. Lalu tertidur di beranda rumah. Dengan perlahan si ibu membukakan pintu lalu mengangkat anaknya masuk ke rumah. Si anak rupa-rupanya tidak tidur tetapi pura-pura tidur. Ia biarkan ibunya mengangkatnya dibaringkan di atas katil. Sebelah tangan si anak memeluk si ibu. Di atas katil si ibu menyelimutkan anaknya. Si ibu mencium kening si anak dengan penuh kasih. “Wahai hamba-hambaKu, maka bertakwalah kamu kepada-Ku.”






Az Zumar Ayat 17 Dan 18


وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى الَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ ۚفَبَشِّرْ عِبَادِ
17 - Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku,



الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚأُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ الَّهُ ۖوَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
18 - yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

Telah banyak kali kita membicarakan dan mentafsirkan tentang taghut ini. Kalimah ini kita jumpa 8 kali di dalam Al Quran bermula dengan surah Al Baqarah di ayat ke 256 dan 257.

Taghut itu adalah apa sahaja yang dipuja selain Allah. Perkataan الطَّاغُوتَ itu berasal dari kata tagha yang bermaksud ‘menentang’. الطَّاغُوتَ itu adalah sesuatu yang hidup, bukanlah macam jenis patung berhala yang tidak bernyawa. Ianya adalah sesuatu yang boleh berkomunikasi dengan manusia. Ianya adalah sesuatu yang mengajak manusia untuk menentang hukum-hukum Allah.  

Ada jenis الطَّاغُوتَ yang boleh dilihat seperti Firaun, pemimpin-pemimpin masyarakat, pawang, bomoh, ahli sihir dan sebagainya. Tapi ada juga jenis الطَّاغُوتَ yang tidak boleh dilihat seperti sifat tamak, nafsu, kemalasan dalam diri kita dan sebagainya yang juga mengajak kita untuk tidak turut kepada Allah.

Maka, jauhilah taghut dan tuju kepada Allah.

Janganlah kita sembah taghut. Ada manusia yang menjadikan taghu itu sebagai perantaraan antara mereka dan Allah. Maka, untuk menjadikan mereka sebagai perantaraan, mereka akan menyembah taghut itu. Itu adalah perbuatan kufur.

Ingatlah, bahawa Tuhanlah yang menghidupkan kita semua. Allah lah yang memberi rezeki kepada kita semua. Kalau Allah hantar rezeki kepada kita, Dia akan beri rezeki itu kepada kita walau dimana kita berada. Tidak salah untuk kita berterima kasih kepada orang yang tolong kita. Tetapi kita tidak boleh mengatakan bahawa kerana orang yang tolong kita itulah yang menyebabkan kita mendapat rezeki.

Orang-orang yang meninggalkan taghut, inilah orang-orang yang gembira kerana mereka akan mendapat berita gembira, iaitu mereka akan dikurniakan pahala yang besar baik di dunia mahupun di akhirat. Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk memberikan berita gembira kepada hamba-hambaNya. Siapakah yang akan mendapat berita gembira itu?

Iaitu orang yang pandai memilih sesuatu yang baik dalam agama dan pandai membezakan antara yang baik dengan yang buruk, yang mana lebih utama dari yang utama. Mereka ini memerhatikan betul-betul dalam bab mereka beragama. Teliti di dalam memilih suatu pendirian atau mazhab, di antara dua yang bagus, mana yang lebih kukuh, mana yang lebih kuat ketika diuji, mana yan lebih jelas dalilnya dan alasannya. Dan sekali-kali jangan menjadi orang yang hanya bertaqlid, yang menurut saja apa yang diberitahu tanpa memakai pertimbangan akal yang sihat.

Mereka ini adalah orang-orang yang diberikan hidayah oleh Allah, untuk beribadat kepadaNya dan mentauhidkanNya. Dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal yang sihat dan wataka yang jujur, tidak mahu mengikuti kehendak hawa nafsu bahkan tidak dapat dikalahkan oleh hawa nafsunya. Mereka pandai memilih di antara dua perkara yang lebih baik samada mengenai agama mahupun dunia.





Az Zumar Ayat 19


أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ أَفَأَنْتَ تُنْقِذُ مَنْ فِي النَّارِ
Apakah (kamu hendak mengubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?

Ayat ini berupa pertanyaan tetapi bermaksud bantahan. Bahwa barangsiapa yang telah menuruti jalan yang salah, atau mendengar kata lalu memilih mana yang buruk, tidak suka memilih mana yang baik, lebih menyukai jalan kufur daripada beriman, sudah pastilah neraka temapt bagi mereka. Sesekali jangan ada ingatan dalam hati bahwa orang yang telah menuruti jalan ke neraka itu, lalu akan menerjah saja masuk ke dalam syurga. Bahkan Nabi Muhammad s.a.w. sendiri tidak akan dapat menolong orang yang dikenakan azab ini supaya dilepaskan untuk masuk ke syurga.






Az Zumar Ayat 20


لَٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖوَعْدَ الَّهِ ۖلَا يُخْلِفُ الَّهُ الْمِيعَادَ
Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.

Pembalasan bagi orang-orang yang bertakwa dulang sekali lagi di dalam ayat ini. Mereka ini akan disediakan temapt tinggal berupa bilik-bilik indah yang bertingkat-tingkat tinggi sampai ke atas, sedang di bawahnya pula mengalir anak-anak sungai yang ditumbuhi di tepinya oleh pohon-pohon yang rendang. Inilah yang dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang yang bertakwa, sedangkan Allah tidak pernah memungikiri janji.


Di dalam hubungan ini, dari Abu Sa’id al Khudri, Nabi s.a.w. telah bersabda maksudnya,
“ Sesungguhnya ahli syurga benar-benar saling memandang penduduk syurga yang ada di bilik-bilik yang tinggi-tinggi sebagaimana kalian menyaksikan bintang-bintang di ufuk langit disebbkan kelebihan mereka dari penduduk syurga yang lain. Orang itu pun bertanya “ Ya Rasulullah, itukan temapt-tempat tinggal para nabi, yang tidak didapati oleh orang lain?” Jawab baginda, “bahkan, demi diriku dalam kekuasaan Allah, itulah darjat yang didpati oleh orang-orang yang beriman dengan Allah dan membenarkan para Rasul.”