Saturday, December 19, 2015

Surah Saba Ayat 31 - 41






Saba’ Ayat 31

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ نُؤْمِنَ بِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَلَا بِالَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ ۗوَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لَوْلَا أَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ
Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Qur'an ini dan tidak (pula) kepada Kitab yang sebelumnya". Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman".

Inilah gambaran keingkaran, kekerasan kepala yang sangat berlebihan. Orang-orang musyrikin ini mereka telah menutup pintu kepercayaan mereka sejak mula lagi. Dan mereka tidak berganjak dengan pendirian mereka untuk tidak mempercayai Al Quran walaupun apa isinya.

Maka di dalam ayat ini Allah perintahkan kepada nabi supaya mengingatkan mereka semua apa yang akan orang-orang yang semacam mereka akan hadapi nanti di hari akhirat.

Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya,...”
Di hari kiamat nanti mereka yang sombong dan zalim serta aniaya itu, akan berdiri di hadapan Allah dalam keadaan yang hina, tunduk kerana ditekan oleh rasa berdosa. Lalu mereka berbisik sesama mereka, menyesali dan menyalahkan antara satu sama lain, menempelak sebahagian yang lain, dan menyalahkan pihak yang menyebabkan mereka berkeadaan sengsara dan celaka di akhirat.  

Pihak yang menjadi pengikut atau pak turut akan menyalahkan ketua-ketua mereka yang sombong dan angkuh yang mereka ikuti kejahatanannya dan kesesatannya di dunia dahulu. Mereka berkata kepada ketua mereka, “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman". Demikianlah mereka berada di dalam penyesalan yang tak sudah-sudah. Dan saling tuduh menuduh sesama mereka.










Saba’ Ayat 32

قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَىٰ بَعْدَ إِذْ جَاءَكُمْ ۖبَلْ كُنْتُمْ مُجْرِمِينَ
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa".

Dalam pertengakaran di antar ketua-ketua yang angkuh dengan pengikut-pengikut mereka yang tertindas itu, masing-masing tidak mahu disalahkan oleh lawannya. Walaupun di dunia dahulu memanglah mereka merupakan tokoh-tokoh yang menjadi ketua di dalam kekufuran dan kesesatan, yang telah diangkat menjadi pemimpin pula oleh penyokong mereka. Dan para penyokong mereka itu pula telah ditindas dan terseksa hidup mereka di bwah pimpinan mereka yang sombong itu.

Lalu pemimpin yang sombong itu menempelak pengikutnya semula dengan mengatakan bahwa “"Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa".










Saba’ Ayat 33

وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِالَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَنْدَادًا ۚوَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَجَعَلْنَا الْأَغْلَالَ فِي أَعْنَاقِ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚهَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya". Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.

Orang-orang yang menjadi pengikut di dalam kesesatan dan kekufuran itu pun menjawab, "(Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya" Mereka telah memberikan jawapan yang lemah. Mereka katakan bahwa hal itu telah terjadi, mereka telah tertipu atau terpengerahu oleh orang-orang yang memebesarkan diri itu kerana tipuan dan pujukan mereka siang dan malam.  Dan memerintahkan mereka supaya ingkar dan dusta kepada Allah dan menyekutukan Allah dengan sembahan yang lain.

Tetapi apa hendak dikata, semuanya sudah terlanjur dan tidak ada waktu lagi untuk kembali kepada kebenaran, atau untuk bertaubat. Semua mereka baik para pemimpin yang sombong mahupun para mengikut yang lemah telah mengetahui baahwa mereka akan mendapat balasan yang setimpal atas keingkaran dan kederhakaan mereka. Mereka merasa sangat menyesal, ketika melihat azab yang akan ditimpakan kepada mereka.  Tetapi sesalan itu tidak berguna lagi. Mereka dimasukkan ke dalam neraka dengan dibelenggu di leher mereka. Memang seksaan itulah yang layak ditimpakan kepada mereka kerana sikap dan perbuatan mereka selama di dunia.










Saba’ Ayat 34 Dan 35

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ
34 - Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya".

وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
35 - Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab.

Di negeri-negeri yang diutus kepadanya Rasul-rasul selalunya akan ada penentang-penentang. Dan merekea biasanya terdiri dari orang kaya yang hidup mewah dan berkedudukan tinggi. Di antara sebab kenapa orang-orang yang kaya itu menolak seruan Rasul, adalah kerana mereka telah sangat tertarik dan terpedaya oleh kehidupan dunia. Mereka telah tertipu oleh nikmat yang cuma sementara dan nilai-nilai kosong yang tidak bererti. Hati mereka telah dikotori oleh hal-hal yang merosakkan fitrahnya sehingga mereka tidak dapat lagi untuk melihat kebenaran. Apatah lagi bila kebenaran itu bertentangan dengan hawa nafsu mereka dan kedudukan mereka yang tinggi.

Mereka dengan bangga mengatakan kepada Rasul yang menyeru mereka kepada kebenaran dan mengajak mereka supaya beriman bahwa mereka itu adalah orang-orang kuat yang mempunyai anak-anak yang ramai, mempunyai kekayaan yang melimpah. Dan dengan kekayaan itu mereka  menikmati hidup bahagia. Mereka juga mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat yang tak dapat digoyahkan oleh siapa pun.

Semua itu menunjukkan bahwa mereka adalah golongan yang diredhai Allah. Dan kalau betul mereka tidak diedhai Allah tentulah mereka akan hidup melarat dan selalu berada dalam kesulitan. Jadi mengapa pula mereka harus menerima ajakan dan ajaran seorang Rasul dan mempercayai ancaman yang Rasul itu peringkan kepada mereka. Dan Rasul kata peringatan itu adalah dari Allah. Tidak mungkin sama sekali mereka akan diseksa Allah, kerana semua kenyataan telah menunjukkan bahawa mereka memang dikasihi oleh Allah.

Memang ukuran yang mereka andalkan untuk mengetahui sesuatu hakikat dan kebenaran adalah ukuran palsu dan salah. Kekayaan dan anak yang banyak tidak dapat menjadi ukuran bagi keredhaan dan kasih sayang Allah. Ada kalanya kekayaan dan kemewahan itulah yang kerap kali membawa manusia ke jurang kehancuran.








Saba’ Ayat 36 Dan 37

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
36 - Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".

وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَىٰ إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ
37 - Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).

Bahawasanya di dalam dunia ini tidaklah sama setiap rezeki yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya. Ada orang yang diberikan rezeki lapang, dapat banyak kekayaan, berlimpah-limpah dan ada pula orang yang Allah berikan rezeki sangat terbatas, dapat dikira hanya cukup untuk makan atau untuk menampung hidup seharian saja. Namun demikian rezeki daripada Allah tetap ada, selama manusia itu hidup di atas muka bumi ini.

Namun begitu rezeki yang lapang atau rezeki yang sempit bukanlah menjadi ukuran bahwa Allah kasih atau Allah benci pada makhluknya. Ada rezeki banyak tetapi sebahagian rezeki besar dari yang diperolehi itu tidak halal. Dan ada pula rezeki yang terbatas, tetapi orangnya ringan saja untuk bersedekah dan melangkah ke jalan mendekati Allah. Ramai orang kaya yang menderhaka dan tak dinafikan ada juga yang memeprolehi rezek yang luas digunakan hartanya itu untuk menyembah Allah dan berbakti di jalan Allah. Ada juga orang yang miskin dan dia telah menyesali nasibnya yang miskin dan menyalahkan Allah serta ada juga mereka yang rezekinya amat terbatas tetapi sentiasa tawadhuk mentaati Allah.

“akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
Ramai manusia yang tidak mengetahui bahwa orang yang lapang rezekinya itu banyak yang ditimpa berbagai kesusahan, penyakit jiwa, penyakit jantung, darah tinggi, penyakit lebihan gula mahupun stress. Ramai juga oran gyang tidak mengetahui bahwa pernah kejadian seseorang yang mereka hidup dengan sederhana saja aman sentosa dalam rumah tangga bersama anak isteri, tetapi setelah ia mulai menjadi kaya, datanglah segala penyakit kegelisahan di dalam rumah kerana hawa nafsu yang tidak dapat dikawal.

“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun’
Janganlah sesekali menyangka bahwa hartabenda  yang melimpah ruah itu atau dengan anak dan keturunan yang ramai itu dapat digunakan sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ini kerana yang menjadi asas utama untuk mendekatkan diri kepada Allah ialah dengan beriman.  Dan iman itu pula harus dibuktikan dengan amalan soleh. Hartabenda adalah salah satu alat saja untuk digunakan bagi menegakkan iman dan untuk membuktikan amal. Dan anak-anak serta keturunan pula haruslah dididik sehingga timbul kesedaran di dalam diri mereka untuk menjalani hidup beragama dan mempercayai Allah.

Dengan begitu maka rezeki yang dilapangkan Allah dan anak keturunan yang berkembang ramai itu barulah akan menjadi lebih bermakna. Ini kerana kelapangan rezeki itu tidak akan kita miliki kalau tidak kerana kurniaan Allah. Dan anak ketururnan yang ramai juga adalah semata-mata anugerah dari Allah. Maka dengan ini kita haruslah bersyukur kepada Allah. Sebagaimana yang telah diterangkan nikmat yang diterima oleh keluarga Nabi Daud dan kecelakaan yang menimpa penduduk negeri Saba’, adalah kerana mereka lupa untuk bersyukur akan nikmat Allah. Gunakanlah rezeki melimpah yang Allah berikan itu dengan menolong orang-orang yang fakir miskin, gunakanlah untuk berbakti di jalan Allah.

“dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).”
Mereka yang bersikap membelanjakan rezeki yang Allah berikan ke jalan Allah ini, pastinya Allah akan gantikan juga di dunia berupa harta dan di akhirat pula berupa pahala. Dan anak dan keturunan yang soleh yang diasuh dan dididik merngikut syariat Alalh, akan menghiasi rumah-rumah mereka dengan suasana aman sentosa berkasih sayang semasa hayat di dunia dan akan bersambung terus hingga ke syurga jannatun na’im.  









Saba’ Ayat 38  Dan 39

وَالَّذِينَ يَسْعَوْنَ فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَٰئِكَ فِي الْعَذَابِ مُحْضَرُونَ
38 - Dan orang-orang yang berusaha (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan untuk dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu dimasukkan ke dalam azab.

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚوَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖوَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
39 - Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.

Allah menerangkan pula keadaan mereka yang buruk perangainya disebabkan mereka  menentang keterangan-keterangan yang terdapat di dalam kitab Allah, untuk menghapuskannya, dengan menyangka yang  kesalahan mereka pasti tidak dapat dijejak dan dikesan. Maka pada hari kiamat ini, mereka akan dihadapkan ke arah neraka untuk diseksa di dalamnya, dan tidak akan mendapat pertolongan yang mereka harap-harapkan dari patung dan berhala yang mereka sembah.

Allah bagitahu mereka lagi bahwa Allah memberikan rezeki yang banyak kepada hamba-hamba yang disukaiNya pada satu-satu ketika, dan menyembpitkan pula rezeki mereka pada waktu yang lain. Oleh itu tidak usahlah khuatir bahwa mereka akan menjadi miskin atau papa, tetapi sebaliknya hendaklah mereka membelanjakan sebahagian rezeki itu dengan baik dan mematuhi perintah Allah. Sekiranya mereka membahagikan rezeki yang diberikan itu dengan jalan yang betul, pasti Allah akan gantikan semula harta mereka di dunia dan di akhirat mereka bakal mendapat pahala yang melimpah.

Jelasnya, apa yang sudah disedekahkan dan digunakan tanpa membazir atau lokek, masing-masing akan ada gantinya. Tidak ada sesiapa yang menggantikannya kepada yang orang yang bersedekah atau berderma kecuali Allah, samada didatangkan dalam bentuk harta mahupun rasa qanaah iaitu merasa cukup dan puas dengan apa yang ada. Itulah simpanan yang tidak akan habis yang merupakan pahala di akhirat.

Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki dan kurnia. Kerana tiap-tiap rezeki yang diberikan kepada orang lain, umpamanya gaji yang diberikan oleh kerajaan kepada pegawai-pegawainya ataupun majikan yang memberi upah kepada pekerja-pekerjanya , ataupun nafkah yang diberikan oleh seorang suami kepada isteri-isteri dan anak-anaknya, maka semuanya itu adalah rezeki dariapda Allah yang diedarkan oleh Allah ke tangan orang yang bersifat pengantara, untuk disampaikan kepada pihak penerima rezeki tersebut. Dan Allah lah pemberi rezeki yang hakiki dan yang sebenarnya, yang tidak dapat memberikan rezeki selain daripadaNya.









Saba’ Ayat 40 Dan 41

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَٰؤُلَاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ
40 - Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?".

قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ ۖبَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ ۖأَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ
41 - Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".

Di dalam ayat 40 ini, diterangkanlah bahwa bial harikiamat itu datang kelak orang-orang musyrikin atau yang menyangkal seruan Rasulullah s.a.w. itu akan dikumpulkan di depan khalayak ramai, dihadiri oleh seluruh malaikat dan jin. Pada hari itu kebesaran Allah telah dipamirkan dengan meliputi sepenuh kehebatan dan kedahsyatan. Ianya digambarkan di dalam ayat 40 ini dan seterusnya.

Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya’
Ingatlah pada hari itu, Allah telah kumpulkan mereka semua di padang mahsyar dan Allah mengemukakan pertanyaan kepada para malaikat seraya menunjukkan kepada orang-orang kafir dan musyrik. Allah tanya malaikat adakah malaikat pernah menyuruh orang-orang kafir ini semua supaya menyembah mereka semasa di dunia?

Di dalam surah Al Furqan ayat 17 ada disebutkan juga sebagai,

أَأَنْتُمْ أَضْلَلْتُمْ عِبَادِي هَؤُلاءِ أَمْ هُمْ ضَلُّوا السَّبِيلَ
Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendiri yang sesat dari jalan (yang benar)? (Al-Furqan: 17)

Pertanyaan seperti ini dihadapkan Allah juga kepada Nabi Isa, apakah dia yang menganjurkan orang supaya menyembah dirinya dan menyembah ibunya, kerana menganggap sebagai Tuhan? (boleh rujuk surah Al Maidah ayat 116).

Ini menunjukkan bahwa Allah tidak sekali-kali suka jika Allah disekutukan dengan yang lain, walaupun dengan malaikat-malaikat ataupun dengan nabi-nabi.

Lalu malaikat pun menjawab "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka:” Malaikat mengatakan bahwa Allah itu Maha Tinggi dan tidaklah mungkin bagi Allah disekutukan dengan yang lain. Tuhan itu adalah Allah sendiri. Tetapi sebaliknya merekalah yang menyembah yang lain iaitu jin. Kerana semua kesesatan ini adalah anjuran dari jin belaka, iaitu anjuran dari iblis dan syaitan. Krana semua syaitan dan iblis itu adalah keturunan jin. Pujukan, rayuan, tipuan dan ajakan jin itulah yang membuatkan mereka menjadi tunduk dan menuruti jin sehinggalah mereka tersesat.

“kebanyakan mereka beriman kepada jin itu"
Kebanyakan mereka kaum musyrikin itu lebih percaya kepada jin. Maka kehendak jin itulah yang mereka turuti. Mereka tidak insaf akan harga diri mereka sebagai manusia, iaitu makhluk yang dimuliakan Allah. Dan Allah melebihkan manusia dari makhluk-makhlukNya yang lain termasuk jin itu sendiri. Tetapi masih mereka suka juga untuk menuruti tipu daya jin.






No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.