Monday, October 5, 2015

Surah Al Furqaan Ayat 41 - 62






Surah Al Furqan ayat 41

Dan apabila mereka melihatmu (wahai Muhammad), mereka hanyalah menjadikanmu ejek-ejekan (sambil mereka berkata): "Inikah orangnya yang diutus oleh Allah sebagai RasulNya?

Orang-orang musyrik yang telah diceritakan oleh Allah keburukan mereka, tidak cukup memperkecilkan kerasulan baginda itu, malahan apabilah mereka melihat dan bertemu dengannya, lalu mengejek-ejek dan menghina-hina tugasnya sebagai seorang rasul dengan kata-kata yang disebutkan tadi.







Surah Al Furqan ayat 42

"Sebenarnya ia hampir-hampir dapat menyesatkan kami dari tuhan-tuhan kami, jika tidaklah kerana kami tetap teguh menyembahnya". Dan mereka akan mengetahui kelak ketika mereka melihat azab seksa: siapakah yang sebenar-benarnya sesat jalannya. “

Orang musyrik mengatakan: "Hampir saja Muhammad menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak tekun dan sabar menyembahnya". Ucapan mereka itu menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw telah menyampaikan dakwahnya dengan sungguh-sungguh disertai dengan hujah-hujah yang nyata dengan memperhatikan pula mukjizat-mukjizat sehingga mereka hampir-hampir meninggalkan agama nenek moyangnya dan memasuki agama Islam seandainya mereka tidak terlalu fanatik dan memegang teguh agama nenek moyangnya.

Ucapan mereka itu menunjukkan pula adanya pertentangan yang hebat dalam hati sanubari mereka, dari satu sudut mereka mencemuh Nabi dan dari sudut lain mereka merasa bimbang akan terpengaruh oleh dakwah Nabi yang sangat kuat itu. Kemudian Allah menerangkan bahwa mereka akan mengetahui nanti bilamana di saat mereka melihat azab, siapakah yang sesat jalannya.









Surah Al Furqan ayat 43

“Nampakkah (wahai Muhammad) keburukan keadaan orang yang menjadikan hawa nafsunya: tuhan yang dipuja lagi ditaati? Maka dapatkah engkau menjadi pengawas yang menjaganya jangan sesat? “

Pada ayat ini Allah mencela orang-orang kafir Mekah yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sembahan dan mentaati hawa nafsu sehingga dijadikan landasan untuk semua urusan agamanya. Mereka tidak mendengarkan hujah yang nyata, dan penjelasan-penjelasan yang terang. Allah menasihatkan supaya Nabi Muhammad tidak terlalu memikirkan mereka, kerana baginda tidak ditugaskan untuk menyedarkan mereka supaya beriman selamanya. Mereka tidak mahu melepaskan dari belenggu hawa nafsu mereka dan mengikuti petunjuk kepada kebenaran. Allah mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak menjadi pemelihara dan penjamin bagi mereka? Kerana kewajiban beliau hanya menyampaikan risalah saja.









Surah Al Furqan ayat 44

“Atau adakah engkau menyangka bahawa kebanyakan mereka mendengar atau memahami (apa yang engkau sampaikan kepada mereka)? Mereka hanyalah seperti binatang ternak, bahkan (bawaan) mereka lebih sesat lagi.

Pada ayat ini Allah menasihatkan Nabi Muhammad supaya jangan menganggap bahwa kebanyakan orang-orang musyrik mendengarkan ayat yang dibacakan kepadanya atau mereka memahami kebenaran yang terkandung dalam ayat itu sehingga mereka dapat mengamalkan petunjuknya untuk melakukan amal saleh dan memperbaiki akhlak kelakuannya. Allah SWT bagitahu yang demikian kerana mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya.

Jika diadakan perbandingan antara mereka dengan binatang ternak, maka binatang ini suka tunduk kepada majikannya, yang dirasakan mencintainya, tahu siapa yang berbuat kebaikan dan siapa yang berbuat kejahatan kepadanya, dapat mencari sendiri tempat di mana ada rumput makanannya dan air minumannya, dan jika menghadapi malam hari tahu kembali ke tempat kembalinya dan tempat penginapannya.

Berbeza sekali dengan hal ehwal kaum musyrikin itu sendiri. Mereka tidak mahu mengenal Pencipta dan Pemberi rezeki, mereka tidak merasakan berbagai-bagai nikmat yang dilimpahkan Tuhan kepadanya. Mereka tidak merasa tertipu oleh syaitan, yang selalu memandang baik pujukan hawa nafsunya.

Kebodohan binatang ternak itu hanya terbatas pada dirinya sendiri, akan tetapi kebodohan mereka menjalar sampai menimbulkan berbagai-bagai fitnah dan kebinasaan dan menghalang orang lain dari jalan kebenaran, sampai menimbulkan perpecahan dan peperangan di antara sesama manusia. Walaupun binatang itu tidak mengetahui tentang ketauhidan dan kenabian, namun mereka tidak menentangnya.

Berlainan dengan mereka itu, yang mengengkari ketauhidan kerana kesombongan dan fanatik melampau terhadap ajaran yang salah yang diwarisi dari nenek moyangnya. Binatang ternak itu tidak menyia-nyiakan ilham yang dikurniakan Allah kepadanya, berlainan sekali dengan kaum musyrikin. Mereka dianugerahi akal yang sihat, dengan naluri yang baik sejak kelahiran, akan tetapi mereka menyia-nyiakan akal yang sihat itu yang telah dijadikan fitrah Tuhan yang dianugerahkan kepada manusia.

Di dalam ayat disebutkan bahwa sebahagian besar mereka tidak mendengar atau memahami kebenaran; memang ada pula sebahagian kecil di antara mereka yang mengakui kebenaran tetapi tidak sanggup mengikutinya kerana khuatir akan hilang kedudukan dan pangkatnya.









Surah Al Furqan ayat 45

Tidakkah engkau melihat kekuasaan Tuhanmu? - bagaimana Ia menjadikan bayang-bayang itu terbentang (luas kawasannya) dan jika Ia kehendaki tentulah Ia menjadikannya tetap (tidak bergerak dan tidak berubah)! Kemudian Kami jadikan matahari sebagai tanda yang menunjukkan perubahan bayang-bayang itu; “

Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya supaya memerhatikan ciptaan-Nya bagaimana Dia memanjangkan dan memendekkan bayang-bayang dari tiap-tiap benda yang terkena sinar matahari. mulai terbit sampai terbenamnya. Sengaja Allah menjadikan panas dari teriknya matahari. Kalau Dia menghendaki nescaya Dia menjadikan bayang-bayang itu tetap, tidak berpindah-pindah.

Biasanya Allah SWT membiarkan bayang-bayang itu memanjang atau memendek untuk digunakan manusia mengukur waktu seperti di Mesir menggunakan alat yang diberi nama "Al Misallat" untuk mengukur waktu pada siang hari dan menentukan musim-musim selama setahun. Perkara ini sudah berjalan sejak dahulu kala, dan bangsa Arab pun telah menggunakan alat yang diberi nama "Al Misawil" untuk menentukan waktu salat dengan bayang-bayang sehingga mereka dapat memastikan tibanya waktu Zuhur bila bayangan jarumnya sudah berpindah dari arah barat ke timur, dan tiba waktu Asar bila bayangan setiap benda yang berdiri sudah menyamainya. Kecuali menurut pendapat Imam Abu Hanifah yang menyatakan bahwa bayangan itu harus dua kali dari panjang benda itu sendiri. Jadi jelas bahwa menurut ayat ini Allah SWT menjadikan bayang-bayang matahari sebagai petunjuk waktu.






Surah Al Furqan ayat 46

Kemudian Kami tarik balik bayang-bayang itu kepada Kami, dengan beransur-ansur.

Kemudian Allah menghilangkan cahaya matahari itu menjadi sirna sedikit demi sedikit apabila matahari mulai terbenam ke sebalik permukaan bumi mengikut perjalanan matahari itu yang telah ditetapkan.







Surah Al Furqan ayat 47

Dan Dia lah Tuhan yang menjadikan malam untuk kamu sebagai pakaian, dan menjadikan tidur untuk berhenti rehat, serta menjadikan siang untuk keluar mencari rezeki.

Kemudian Allah menyebutkan kekuasaan-Nya yang kedua iaitu bahwa Dia menjadikan malam itu bagi manusia bermanfaat seperti manfaatnya pakaian yang menutup badan dan tidur yang seperti mati, kerana seseorang di waktu tidur tidak akan sedar sama sekali, dan anggota badannya berhenti bekerja. Dengan demikian ia akan mendapat istirahat yang sempurna.

Allah menjadikan siang pula untuk manusia berusaha. Maka sebagaimana manusia tidur di malam hari untuk istirahat, yang tidurnya itu diserupakan dengan mati, lalu ia bangun berusaha pada siang hari, seumpama seorang yang bangun lagi dari matinya.

Maka demikian pula seluruh umat manusia setelah selesai melaksanakan masa hidupnya di dunia ini, akan dibangkitkan kembali setelah matinya, untuk diadili oleh Tuhan tentang segala yang mereka kerjakan selama hidupnya di dunia itu. Lukman pernah berkata kepada anaknya:
كما تنامون ثم تستيقظون وتموتون ثم تبعثون
Artinya:
“Sebagaimana kamu tidur lalu kamu dibangunkan, demikian pula kamu dimatikan lalu dibangkitkan.”










Surah Al Furqan ayat 48

Dan Dia lah Tuhan yang menghantarkan angin sebagai berita gembira sebelum kedatangan rahmatNya, dan Kami menurunkan dari langit: air yang bersih suci,

Tanda kekuasaan Allah yang ketiga ialah Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa khabar gembira terutama bagi para petani bahwa sudah dekat datangnya hujan yang merupakan rahmat dari Allah SWT. Dan Dialah yang menurunkan air hujan yang amat bersih, membersihkan badan dan pakaian terutama untuk minuman dan keperluan lainnya.









Surah Al Furqan ayt 49

“Untuk Kami hidupkan dengan air itu bumi yang mati, serta memberi minum air itu kepada sebahagian dari makhluk-makhluk Kami, khasnya binatang ternak yang banyak dan manusia yang ramai.

Dengan adanya air hujan yang Allah turunkan, maka bumi yang kering atau tanah yang gersang kerana lama tidak dituruni hujan dan tidak dpaat meneribitkan tumbuhan seolah-olahnya menjadi sebuah negeri yang sudah mati, kemudian apabila diturunkan hujan menjadilah negeri itu hidup subur dan makmur disebabkan banyaknya tanam-tanaman yang tumbuh dengan mengeluarkan hasil pertanian yang banyak.

Negeri yang mati itu dibahasakan seperti manusia atau haiwan yang mati. Tetapi dengan sebab turunnya air hujan dapatlah negeri itu hidup kembali. Bandingan ayat ini samalah seperti ayat 5 surah Al Haj yang bermaksud:
“Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Q.S. Al Hajj: 5)

Dan ayat 50 dari surah Ar Rum yang bermaksud:
“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah hidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan Yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati.. (Q.S. Ar Rum: 50)








Surah al Furqan ayat 50

Dan demi sesungguhnya! Kami telah berulang-ulang kali menyebarkan hujjah-hujjah di antara manusia melalui Al-Quran supaya mereka berfikir (mengenalku serta bersyukur); dalam pada itu kebanyakan manusia tidak mahu melainkan berlaku kufur.

Sesungguhnya Allah telah mengatur turunnya hujan secara bergiliran di antara manusia. Kadang-kadang turun siang atau malam, kadang-kadang ditujukan untuk menyirami tanah satu kaum yang baru melaksanakan salat Istisqa, kadang-kadang dipalingkan dari kaum yang banyak melakukan kederhakaan dan kemaksiatan, agar manusia mengambil pelajaran dari nya, dan agar mereka mengerti, bahwa Tuhanlah yang mengatur giliran hujan itu seperti mengatur peredaran bintang-bintang dan planet di angkasa luas.

Air hujan itu bukan hanya diatur turunnya saja dengan bergiliran, akan tetapi diatur pula bentuk dan keadaannya. Kadang-kadang merupakan benda seperti batu, yaitu jika suhunya jauh di bawah nol dan merupakan ais batu. Kemudian jika dipanaskan berubah menjadi cairan, dan jika tambah dipanaskan lagi berubah menjadi wap seperti gas atau angin, dan air itu terdapat pula sebagai unsur hidup di udara. di sungai, di lautan, dalam tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia. Maka patut sekali jika air itu dijadikan unsur dalam segala sesuatu yang hidup seperti dalam firman Allah:

وجعلنا من الماء كل شيء حي
Artinya:
"Dan dari pada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup". (Q.S. Al Anbiya: 30)

Semuanya ini harus jadi bahan pemikiran bagi manusia agar dapat mensyukuri nikmat Allah. Tetapi kebanyakan manusia itu enggan kecuali mengengkari nikmat-nikmat itu. Kemudian Allah menerangkan bahwa nikmat-Nya besar sekali dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw dengan meletakkan beban kerasulan yang berat sekali di atas bahu baginda supaya baginda bertambah tinggi darjat dan kemuliaannya.










Surah Al Furqan ayat 51

Dan kalau Kami kehendaki, tentulah Kami utuskan dalam tiap-tiap negeri, seorang Rasul pemberi amaran.

Seandainya Allah menghendaki pengutusan seorang utusan bagi tiap-tiap negeri, nescaya Dia akan utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan. Tetapi sebagai Nabi penutup Allah cukup hanya mengutus Nabi Muhammad saja kepada seluruh umat manusia dengan penyebabnya bahwa Nabi Muhammad harus berdakwah dengan sungguh-sungguh, disertai kesabaran dan ketabahan hati yang sebaik mungkin. Ketahuilah, yang baginda nabi kelak telah disediakan pahala dan kemuliaan yang besar dan tinggi sekali.  Sollu ‘alannabi!









Surah Al Furqan ayat 52

Oleh itu, janganlah engkau (Wahai Muhammad) menurut kehendak orang-orang kafir, dan berjuanglah dengan hujjah-hujjah Al-Quran menghadapi mereka dengan perjuangan yang besar dan bersungguh-sungguh.

Oleh kerana itu Allah melarang Nabi Muhammad saw mengikut orang-orang kafir yang mengajaknya supaya menyetujui atau mengadakan kompromi dengan mereka dalam hal-hal yang bersangkutan dengan dasar agama. Hendaklah ia tetap bersikap tegas dalam melaksanakan dakwah kepada mereka dan berjihad dengan Alquran dengan bersungguh-sungguh.

Seperti firman Allah:

يا أيها النبي جاهد الكفار والمنافقين واغلظ عليهم
Artinya:
Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. (Q.S. At Taubah: 73)

Nabi Muhammad saw diperintahkan Allah supaya menyampaikan risalahnya dengan bersungguh-sungguh, melaksanakan jihad dan perjuangan dengan penuh kebijaksanaan, kesabaran. ketabahan dan jangan takut atau gentar oleh ancaman dari mana-mana musuh pun. Bahkan harus tenang dan yakin, bahwa Allah SWT pasti menolongnya, sehingga kemenangan terakhir berada di tangan Nabi dan kaum mukminin. Agama Islam unggul mengatasi agama yang lain, walaupun kaum musyrikin tidak menyukainya.









Surah Al Furqan ayat 53

Dan Dia lah Tuhan yang telah mengalirkan dua laut berdampingan, yang satu tawar lagi memuaskan dahaga, dan yang satu lagi masin lagi pahit; serta Ia menjadikan antara kedua-dua laut itu sempadan dan sekatan yang menyekat percampuran keduanya.

Tanda kekuasaan Allah yang keempat, yaitu Dialah yang membiarkan dua laut mengalir berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang satu lagi asin lagi pahit, seperti yang terjadi di muara sungai-sungai besar. Tetapi anehnya walaupun berdekatan rasa airnya tidak bercampur seolah-olah ada dinding yang membatasi diantara keduanya, sehingga yang satu tidak merosakkan rasa yang lainnya. Walaupun menurut pandangan mata kedua lautan itu bercampur, namun pada kenyataannya yang tawar terpisah dari yang asin dengan kekuasaan Allah SWT.

Firman-Nya:

مرج البحرين يلتقيان بينهما برزخ لا يبغيان
Artinya:
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. (Q.S. Ar Rahman: 19-20)
Di antara ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa kalimat "layabgiyan" maksudnya: masing-masing tidak menghendaki. Dengan demikian maksud ayat tersebut ialah bahwa pada dua laut yang keduanya tercerai kerenaa dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan) sehingga pada akhirnya tanah genting itu dibuang (digali sebuah terusan untuk keperluan lalu lintas) maka bertemulah kedua lautan itu seperti terusan Suez dan terusan Panama.











Surah Al Furqan ayat 54

“Dan Dia lah Tuhan yang menciptakan manusia dari air, lalu dijadikannya (mempunyai) titisan baka dan penalian keluarga (persemendaan); dan sememangnya tuhanmu berkuasa (menciptakan apa jua yang dikehendakiNya).

Tanda kekuasaan Allah yang kelima, yaitu Dialah yang menciptakan dari air sperma, sehingga air itu termasuk salah satu unsur yang keempat, menjadi sebahagian dari tubuh manusia, agar dapat menerima bermacam-macam bentuk dan corak yang diperlukan menyusun insan kamil. Lalu Dia jadikan manusia mempunyai keturunan dari yang berkelamin laki-laki dan musaharah atau hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkahwinan dengan pihak perempuan seperti menantu, ipar, mertua, dan sebagainya sesuai dengan firman Allah:

ألم يك نطفة من مني يمنى ثم كان علقة فخلق فسوى فجعل منه الزوجين الذكر والأنثى
Artinya:
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan. (Q.S. Al Qiyamah: 37-39)

Tuhanmu Maha Kuasa Dia menciptakan manusia yang sangat ajaib susunan tubuhnya dilengkapi dengan pancaindra yang serba lengkap, disempurnakan dengan kemampuan untuk berfikir dengan diberi segala kemudahan sehingga semua yang berada di atas permukaan bumi, diperuntukkan bagi manusia, sesuai dengan firman Allah:

ألم تروا أن الله سخر لكم ما في السموات وما في الأرض وأسبغ عليكم نعمه ظاهرة وباطنة
Artinya:
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. (Q.S. Luqman: 20)











Surah Al Furqan ayat 55

Dan mereka (yang musyrik) menyembah benda-benda yang lain dari Allah, yang tidak memberi manfaat kepada mereka (yang menyembahnya) dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada mereka (yang tidak menyembahnya); dan orang yang kafir selalu menjadi pembantu (bagi golongannya yang kafir) untuk menderhaka kepada tuhannya. “

Orang-orang musyrikin itu menyembah selain Allah, mereka menyembah patung-patung dan berhala yang tidak memberi manfaat kepada mereka. Mereka menyembahnya hanya sekadar mengikuti hawa nafsu dan meneruskan tradisi nenek moyang mereka saja, dan mereka meninggalkan ibadah kepada Allah SWT yang menciptakan mereka yang telah melimpahkan berbagai-bagai kenikmatan kepada mereka.

Di samping itu mereka telah membuat kemungkaran yaitu membiasakan diri membantu setan dalam tindakannya memusuhi Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin, seperti dalam firman-Nya:

وإخوانهم يمدونهم في الغي
Artinya:
Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan. (Q.S. Al A'raf: 202)

Kata "zahir" dalam ayat lain diertikan sebagai penolong. Sebahagian ahli tafsir mengertikan terhina atau tersia-sia sehingga ertinya jadi begini: Dan orang-orang kafir pada sisi Tuhannya sangat hina dan sia-sia.








Surah Al Furqan ayat 56

“Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan sebagai pembawa berita gembira (kepada orang-orang yang beriman) dan pemberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar).

Seolah-olah maksud ayat ini begini : ‘ mengapa kamu meminta tolong kepada syaitan untuk menentang Allah, iaitu rasulNya dan juga orang-orang Mukmin. Padahal Rasul itu diutus Allah untuk membawa berita gembira dengan mengajak manusia supaya mentaati Allah yang menyebabkan dia nanti mendapat balasan yang baik. Begitu juga Rasul itu membawa berita duka atau ancaman, dengan menegah manusia jangan menyekutukan Allah dan menderhakaiNya kelak mendapat seksa. Dengan terutusnya Rasul untuk membawa berita-berita tersebut, dapatlah manusia itu nanti memperolehi pahala disebabkan mantaati Allah. Dan terjauh dariapda melakukan pekerjaan yang mendatangkan dosa dan seksa.’

Tidak ada yang lebih bodoh dari orang yang berusaha untuk membuat kesusahan kepada orang yang mendatangkan kebaikan, atau menentang orang yang membawa kebaikan bagi dunianya dan juga agamanya.








Surah Al Furqan ayat 57

Katakanlah: "Aku tidak meminta kepada kamu sebarang balasan bagi apa yang aku sampaikan kepada kamu, selain daripada berimannya seseorang yang mahu mendapatkan jalan sampainya kepada keredaan Allah".

Allah SWT memerintahkan Nabi saw supaya menerangkan kepada kaumnya, bahawa walaupun baginda diutus untuk keselamatan mereka. namun baginda sama sekali tidak mengambil keuntungan untuk diri peribadinya. Baginda berkata: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah ini, terpulanglah kepada dirimu sendiri samada ingin berbuat amal saleh untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam erti kata lain, Nabi Muhammad saw menyebarkan dakwah bukanlah untuk meminta upah dari mereka. Yang Nabi minta ialah suapay mereka mencari upah untuk kepentingan diri mereka sendiri iaitu dengan membuat amalan yang baik, yang mengandungi pahala dan mendatangkan keampunan daripada Allah. Upah yang sebegitu amatlah besar ertinya kepada baginda Nabi Muhammad saw.

Sisters,
Seakan-akan terbayang di mata kita betapa hebatnya perjuangan batin Rasulullah di dalam menghadapi sanggahan kaumnya yang belum mahu percaya akan agama yang lurus ini. Baginda nabi menyeru kepada hidup yang bahagia, memberi peringatan akan seksa jika mereka tidak mahu turut, tidak pernah bosan siang dan malam, tidak mengenal erti rehat. Lalu……. teganya hati mereka mengajukan soalan kepada nabi, “mengapa kami harus bayar?”




Surah Al Furqan ayat 58

Dan bertawakallah engkau kepada Allah Tuhan Yang Hidup, yang tidak mati; serta bertasbihlah dengan memujiNya; dan cukuplah Ia mengetahui secara mendalam akan dosa-dosa hambaNya; “

Dalam saat yang demikian datanglah ayat 58, “bertawakkallah kamu kepada Tuhan, wahai Utusanku. Kuatkanlah jiwamu, teruskan perjuangan.” Allah tetap hidup. Allah tidak pernah mati dan tidak akan mati selamanya. Dialah pelindungmu. Daripada Tuhan yang hidup itulah engkau harus menegakkan hidup. Dan seruan yang engkau bawa pun adalah seruan yang hidup, sebab ianya datang dari Yang Maha Hidup. Sebaliknya engkau wahai Rasul, engkau sendiri akan mati apabila tiba waktu dan ketikanya. Namun seruanKu ini akan tetap hidup.

Sandarkan hidupmu kepada Yang Maha Hidup dan bertasbihlah kepada Dia. Jangan engkau terlalu pedulikan melihat dosa hamba-hamba Allah itu, yang diajak kepadak kebajikan lalu mereka menawarkan upah. Dibawa kebenaran kepada kebenaran lalu mereka mengemukakan permintaan-permintaan yang bukan-bukan.

Teruskan tugas-tugasmu menjadi Mubasysyir dan menjadi Munzir. Adapun dosa-dosa yang mereka perbuat, kederhakaan dan keangkuhan, semuanya itu diketahui sedalam-dalamnya oleh Allah, bahkan memang untuk memberi peringatan itulah maka engkau Aku utuskan.







Surah Al Furqan ayat 59

Tuhan yang menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya, dalam enam masa, kemudian Ia bersemayam di atas Arasy, Ialah Ar-Rahman (Tuhan Yang Maha Pemurah); maka bertanyalah akan hal itu kepada Yang Mengetahuinya.

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Kalimat "yaum" biasanya diertikan dengan hari, tetapi hari di sini bukanlah hari yang lamanya dua puluh empat jam tetapi dengan erti masa.

Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Bersemayam di sini maksudnya seperti tersebut pada surat Al A'raf ayat 54, ialah selain satu sifat di antara sifat-sifat yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran dan kesucianNya. Seorang yang bertawakal kepada Allah kerana meyakini bahawa Dialah Tuhan Yang Hidup Kekal, Tuhan Yang Maha Kuasa Yang menciptakan langit, bumi dan segala yang ada di antaranya dalam enam masa, nescaya akan bertambahlah tawakalnya kepada Allah. Ini kerana Tuhan yang seperti itulah yang patut semua makhluk berserah diri dan tawakal kepadaNya.

Ar-Rahman, dibaca. Kita pun faham sedikit demi sedikit. Ia disebut sebelum Ar-Rahim. Dalam bahasa melayu diertikan sebagai Penyayang dan setengah pentafsir mengertikannya sebagai Pemurah. Sedangkan untuk rasanya untuk membezakan antara Ar-Rahman dengan Ar-Rahim memang teramat sulit. Kerana bahasa kita tidak cukup. Maka lagi mudah untuk kita, sekiranya kita sebut saja sebagai Ar-Rahman. Dan bukannya dengan cara guna bahasa kita.

Kalau kita baca kembali ayat-ayat sebelumnya dan fahamkan betul-betul, kita pasti akan terbayang perasaan-perasaan yang bergelora di dada baginda Nabi terhadap keingkaran umatnya dan banyaknya dosa mereka. Belas kasihan memenuhi jiwa baginda nabi. Bagaimanakah nasi umat ini kesudahannya, kalau beginilah dosa yang mereka lakukan.

Ayat 59 ini memberi jawapan yang luas bahwa Allah itu Ar-Rahman adanya. Ar-Rahman adalah satu kata yang mengandungi erti kemurahan, kesayangan, cinta dan kasih syaang dan jelas terlihat di mana-mana saja. Baginda nabi bertanya betapakah agaknya nasib umat derhaka ini, maka Nabi disuruh untuk memandang langit, melihat bumi yang menghijau, melhat apa saja yang ada di antara langit dan bumi. Merenung semua itu. Yang demikian itu akan menimbulkan pengertian tentang pemurahnya Allah dan penuhnya kasih sayang Allah.








Surah Al Furqan ayat 60

Dan apabila dikatakan kepada mereka (yang musyrik itu): "Sujudlah kamu kepada Ar-Rahman (Tuhan Yang Maha Pemurah)!" Mereka bertanya: "Dan siapakah Ar-Rahman itu? Patutkah kami sujud kepada apa sahaja yang engkau perintahkan kami?" Dan perintah yang demikian, menjadikan mereka bertambah liar ingkar. “ - 60

“Maha Berkat Tuhan yang telah menjadikan di langit, tempat-tempat peredaran bintang, dan menjadikan padanya matahari serta bulan yang menerangi. “ - 61

Dan Dia lah yang menjadikan malam dan siang silih berganti untuk sesiapa yang mahu beringat (memikirkan kebesaranNya), atau mahu bersyukur (akan nikmat-nikmatNya itu). “ - 62


Setelah itu baginda Nabi memanggil kembali kaumnya. Seru baginda ‘marilah bersujud kepada Tuhan yang bersifat Ar-Rahman itu.’ Tetapi apa pula sambutan mereka ke atas seruan itu? mereka bertanya dengan pertanyaan yang mengandungi keengkaran. Tanya mereka, “Apakah itu Ar-Rahman? di negeri mana Yamamah memang ada orang yang bernama Ar-Rahman. Orang itu mengakuinya dirinya jadi Nabi, iaitu Musailamah Al Kazzab. Apa itukah yang engkau maksudkan? Kepada si Rahman di Yamamah itukah kami disuruh untuk bersujud?” sekali lagi mereka mengejek dan menolak seruan baginda.

Sesungguhnya keengkaran orang-orang yang degil ini adalah perkara biasa saja jika dibandingkan dengan kebesaran Ar-Rahman itu sendiri. Apabila penglihatan mata kita terlihat tempat yang kotor dan jijik, supaya kita tidak sakit mata dan sakit jiwa dengan kekotoran itu, maka pandanglah ke atas langit atau tempat-tempat tinggi yang indah yang akan membangun kembali jiwa kita.

Maha berkat Allah yang menjadikan di langit ada bintang-bintang. Lihatlah seroja bercahaya pagi sebelum fajar menyinsing dan matahari pun naik, lihatlah bintang beribu-ribu jumlahnya di bawah naungan Ar-Rahman.  Yang jauhnya dari bumi adalah 300,000 tahun cahaya. Wahai insan mulia Muhammad, kedatanganmu adalah untuk menyedarkan semua insan di muka bumi akan hubungan mereka dengan alam, menyedarkan bahwa mereka hidup bukan sendirian di alam ini. Jika hatimu tersinggung atau bersedih hati melihat kesalahan mereka, maka ketenangan dan kepatuhan akan engkau lihat pada bintang-bintang itu.

Gelap malam, bintang pun bercahaya. Hari siang kerana matahai telah terbit, namun bintang pun membawa sinar. Semuanya besar pengaruhnya atas perasaan dan akal bumi manusia. Lihat pula kebesaran Allah menggantikan malam dengan siang. Berjalan dengan teratur tahun demi tahun, sehingga kerana kebenaran dan teraturnya jalan insan. Ini semua kerana memang ada yang mengaturnya.  

Dalam kejadian langit dan bumi, gantian siang dengan malam, dalam sinar bulan dan kelip-kelipnya bintang-bintang dan pelita yang dibawa oleh matahari dakan dapatlah dilihat adanya keteraturan, dan keteraturan adalah kebenaran, dan yang benar adalah indah. Dan yang indah adalah adil. Itulah Kerajaan Langit.  … bermadah pulak admin kali ni…

Maka cubalah perhatikan dengan lebih mendalam, apa lagi yang terlihat, yang mata kita tidak nampak akan Dia, padahal Dia jelas dirasakan oleh akal fikiran kita?

Yang dapat dilihat kian lama kian jelas ialah kasih sayang Allah kepada kita. Sehingga kasih sayang itu dapat menembus masuk ke dalam hati kita. Menusuk.

Maka akan terlihatlah kebesaran. Mata kita kah yang melihat?atau kah penglihatan yang lebih dalam dari mata? Sekiranya benar, maka sudahkah kita percaya bahwa di sebalik mata kita ini adanya penglihatan lain? Di sebalik jasmani kita ada hakikat yang sebenarnya, iaitu rohani kita. Akal kita, fikiran dan perasaan kita.  Sekarang maka kita sudah percaya.

Tadi kita lihat bintang bergemerlapan menyinarkan cahaya. Kemudian matahari menerbitkan cahya pula yang hangat membara. Cahaya itu membuatkan bunga-bunga berkembang, buah-buah tumbuh memutik. Dengan memerhatikan semua kejadian yang demikian indah, sebenarnya bukan mata yang memerhati, tetapi hati nurani kita. Dengan hati nurani kita kita dapat melihat apakah YANG SEBENARNYA ADA.

Hakikatnya yang sebenarnya itu bersifat Kasih dan Murah. Itulah Dia Allah. Itulah Ar-Rahman.

Bagaimanakah sekarang perasaan kita terhadap Ar-Rahman ?

Jika kita lihat kasih sayang Allah meliputi alam seluruhnya, adakah kita merasai dalam hati kita ucapan syukur kerana kita mulai mengenal dan mengetahui Allah? Allah yang sebenarnya itu?

Alhamdulillah.

Kalaulah demikian halnya, sekarang tahulah kita siapakah diri kita yang sebenarnya dan apa tugas kita dalam hidup ini. Jiwa raga kita, hati nurani kita, berkata bahwa kita harus menjadi pemujaNya dan berbakti kepadaNya. Kita ingin hendak menjadi hambanya Ar-Rahman. IBADUR RAHMAN.  


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.